Skip to main content

Terimakasih, Pernah Menjadi!



Pertemanan kita berawal dari sebuah akun facebook pebisnis online amatiran. Berawal dari kita yang tak mengenal satu sama lain kau peroleh sebuah susunan angka yang disebut pin, kamu memberanikan diri menyusun abjad menjadi sebuah kalimat yang rapi nan runtut.  “hai, kamu sastra indonesia UNS 2015 kan?” kalimat yang selalu mengiang dan tak kulupa hingga saat ini.
Dari kalimat yang kamu awali itu kemudian tercipta benih yang kukira benih tersebut akan menjadi benih persahabatan. Kamu dengan kepolosanmu yang selalu menanyakan tugas ospek. Kamu dengan display picture yang tak pernah ganti, kamu kala itu hanya memilikiku sebagai temanmu. Kukira, kita akan selamanya. Namun, perkiraan yang kudamba selama ini atasmu salah. Kita tak bisa selamanya. Tak bisa.
Buliran bening mengalir ketika kumengingat masa itu. Masa dimana kita selalu berjalan beriringan, masa dimana kita saling bercerita duka bahkan tawa, masa dimana aku dan kamu yang tak pernah mau naik bis dan memilih berjalan kaki karna lelah menunggu, masa dimana kita bisa mengobrolkan hal yang tak penting bahkan sampai rahasia terbesar dijalan. Tertawa dan saling menertawakan. Semua itu tergusur oleh rasa yang katamu adalah egoku. Aku yang katamu egois dan tak pernah mengerti teman        .
Aku rindu. Benarkah? Mungkin iya. Kerinduanku akan saat-saat itu semakin menjadi saat aku menata kata demi kata untukmu. Aku tak pernah membayangkan sebelumnya jika aku akan menuliskanmu disini. Entah dengan keberanian yang bagaimana aku memulai menggerakkan jemariku dengan cepat dan tak terkendali.  Semua kata hanya tertuju untuk satu orang, kamu. Kamu yang sedang sibuk dengan kekasih hati yang marah karna perbuatanku. Karna salahku. Karna aku yang tak mengerti kamu. Iyakan? Itukan yang akan kamu katakan padaku saat ini? Seorang lelaki yang telah menghipnotismu hingga kau menakutinya. Katamu dalam pertemanan harus saling mengerti, bagaimana dengan pacaran? Ah. Tak ayalku untuk menanyakan hal itu padamu.
Benih persahabatan yang dulunya segar kini menjadi layu. Amat layu. Dan dengan kesepakatan hati masing-masing yang tak pernah terucapkan dan terluapkan, kita sama-sama membunuh benih itu. Kamu dan aku yang mungkin sudah tidak mau lagi merawat benih itu, sama-sama mengubur dalam album kenangan yang mungkin akan kamu lupakan segera.
Teman dekat? Mungkin itu gelar yang pantas kita sandang. Gelar yang tak akan menyakiti bila berdekatan dan gelar yang tak akan saling merindu bila berjauhan. Karna aku tak sanggup menahan beban dengan gelar persahabatan jika kita menggunakannya.
Terimakasih telah pernah menjadi yang terbaik, terimakasih telah mau berkenalan, terimakasih telah mau menerima, terimakasih telah menyadarkan, terimakasih telah memberi, terimakasih telah mau meminta, terimakasih telah mau berbagi, terimakasih pernah singgah meskipun kini pergi, terimakasih telah mau mendekap, terimakasih telah mau melepaskan, terimakasih telah tersenyum, terimakasih telah mau menangis. Terimakasih telah mau berbicara, terimakasi telah berkenan mendengarkan, terimakasih telah menyambut, terimakasih telah menyilakan. Terimakasih telah membuka lalu menutup. Terimakasih telah memuji, terimakasih Terimakasih telah memuji, terimakasih Terimakasih telah memuji, terimakasih telah mencaci. Terimakasih pernah mencintai kemudian membenci. Terimakasih telah hadir dan pergi berganti. Terimakasih telah membuatku tersenyum. Terimakasih telah membuatku menangis. Terimakasih!

Dari aku, wanita yang katamu masih gadis kecil
Dari aku ayang katamu belum cukup umur
Untuk kamu yang pernah mengisi hati

Terimakasih!

Comments

Popular posts from this blog

Mas, Aku Rindu

Dimana, akan ku cari Aku menangis seorang diri Hatiku slalu ingin bertemu Untukmu aku bernyayi Untuk kakak tercinta Aku ingin bernyanyi Walau air mata Di pipiku kakak dengarkanlah Aku ingin berjumpa Walau hanya dalam Mimpi.. Lihatlah, hari berganti Namun tiada seindah dulu Datanglah, aku ingin bertemu Untukmu, aku bernyanyi Untuk kakak tercinta Aku ingin bernyanyi Walau air mata Di pipiku Kakak dengarkanlah Aku ingin berjumpa Walau hanya dalam Mimpi..                 Rasanya tak ada lagi rindu yang serindu ini. Rinduku padamu teramat dalam. Kugoreskan tinta hitam dalam kertas yang putih brsih ini, memang aku terlalu bodoh mengharapkan surat ini akan sampai padamu. Tapi, tak ada yang bisa kulakukan selain ini. Ingin sekali kusampaikan rasa rindu ini melalui lagu ini.         Kamu, seseorang yang selalu kukagumi setelah Bapak,aku merindumu. Aku s...

Seorang yang Benar Menganggapku Ada ( Teruntuk ; Mantan yang Belum Bisa Move On)

Tempat terindah untuk menikmati penjuru kota Ramai namun terasa sunyi, terang namun terasa gelap, bahagia namun terasa sedih, tertawa tapi menangis. Siang akan berganti malam, matahari segera  tergantikan bulan dan semi tergusur gugur. Siapa yang datang makan akan pergi. Siapa yang tertawa pada waktunya akan menangis. Semua yang ditakdirkan ada pada akhirnya akan kembali tiada. Di ruangan tiga kali tiga ini aku merasa penuh oleh wajahmu. aku sesak, sungguh amat sesak. Wajah seorang pria yang konon katanya telah menyuntikkan racun pada wanita sepertiku. Wanita yang selalu saja dibuat untuk memikirkan dirinya buaian racun ciptaan mahkluk Tuhan tak berperasaan. Lelaki itu tanpa kasian menutupi seluruh ruangan sehingga wanita yang katamu manis ini tak bisa bernapas lega. Disetiap sudut ruangan kamu berdiri dan memperhatikanku. Tak ada yang bisa aku lakukan. Tak ada yang bisa aku perbuat disini jika kau selalu memperhatikanku. Karna kenapa jawabannya karena maka aku ingin se...

Desember

9 hari telah kita lalui dibulan ini. Desember 2015. Akhir tahun ini adalah tahun ketiga kita menjalani masa bersama-sama. Masa dimana kita merasa sulit dan masa kita bahagia. Aku dan kamu yang berhasil menyatukan hati sejak itu. Ya, sejak Desember 2012 silam. Aku yang belum menjadi apa-apamu dan kamu yang tak pernah terpikir akan menjadi bagianku saat ini. Yah memang saat itu kita tidak memiliki status hubungan apapun meskipun kita telah sering bersama dalam kebersamaan yang besar. Bahkan kamu masih menyandang gelar kekasihnya. Tiga tahun yang lalu, saat kau bentak aku dengan nada tinggimu di sebuah hutan pinus dengan dataran tinggi lalu aku menitikan butiran bening. Tiga tahun lalu dimana ada kata senioritas diantara kita. Tiga tahun lalu adalah kita yang tak saling tau, bahkan saling mengenal pun tidak. Aku menyukai tiga tahun yang lalu itu, tahun dimana kamu mulai mendekat dengan caramu. Caramu yang emmm mungkin tak biasa. Tapi aku menyukainya. Betapa indah jalan yang kita...