Seharusnya Sinyal Itu Aku Terjemahkan dengan Jeli Suara kokok ayam yang terdengar nyaring menemani coretanku kali ini. Keputusanmu beberapa jam lalu belum bisa kuterima dengan sepenuhnya. Kata putus yang dengan mudahnya kamu tuliskan lewat pesan whatsApps. Seakan-akan membuat aku berpikir bahwa selama ini aku tidak terlihat penting untukmu. Aku, seorang wanita yang pernah kaucinta hanya ingin kauhargai. Bila aku pernah menyakitimu, setidaknya aku pernah membuatmu sedikit melupakan masalahmu. Aku tidak bisa memejamkan mata ini, memandangi setiap sudut ruang yang tampak wajahmu. Aku terus bertanya-tanya apakah salahku selama ini. Selama kau bersama denganku. Rasanya hari kemarin kita masih baik-baik saja, kamu masih menyapaku, menghubungiku dan berkata sayang seperti biasanya. Kamu masih mengucapkan cinta padaku. Dan kata putus itu terlalu tajam untuk menyentuh bola mataku yang cukup bersinar hari itu. Hingga derasnya sungai yang mengalir dipipi tak lagi dapat aku bendung. Sa...
Aku hanya seorang penulis amatiran yang sangat kurang pengalaman. Aku tak pandai merangkai kata, semua yang kutulis merupakan luapan dari hati yang tak dapat aku deskripsikan dengan mulutku. aku akan menulis apapun yang bisa kutulis. Karna hanya dengan menulis aku dapat bercerita. Namun, ada senyum dibalik semua yang telah kutulis.