Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2014

Aku Berhak Bahagia

Masih terasa sentuhan hangatmu, kamu yang selalu hadir dalam setiap nafas yang kuhembuskan. Kamu yang kini masih ada dalam setiap baris do’aku. Dan kamu yang masih terus menyakitiku tanpa kutau alasanya. Entah aku yang bodoh atau aku yang terlalu sayang dan tak ingin kehilanganmu. Kali ini, dalam tulisan ini aku ingin berpesan denganmu, meskipun suatu saat nanti jika kamu membaca suratku ini, aku sudah tak merasakan perasaan yang sama lagi seperti saat ini. Jangan tanya lagi mengapa aku bisa sekuat ini sekarang. mungkin karena aku sudah terlalu sering dan terlalu lama bergelut dengan perasaan semacam ini. Aku sudah terlalu sering untuk melepaskan sesuatu yang membuatku bahagia. Aku tak mengerti, entah itu sesaat ataupun sudah menemaniku sejak lama. Perasaan kecewa yang sudah bersahabat baik denganku seperti memberi candu yang mengebalkanku yang akhirnya perasaan itu akan membunuhku. Rasa kecewaku terhadapmu kini telah menjadi rasa yang amat wajar dalam hidupku. Detik ini aku

Saat Hati tak Sejalan dengan Pikiran

Selamat malam wahai kekasihku, apakabarmu? Baik-baik saja bukan? Aku berharap kamu selalu baik-baik saja disana. Disini, aku sama sepertimu baik-baik saja. Hanya saja, hatiku sedikit cidera saat kamu terlihat mesra bersama dengan sahabat dekatmu (katamu). Siang ini, aku melihatmu dengannya sayang. dan kamu pasti salah menebak aku tau dari orang lain. Kali ini, aku benar-benar melihatnya dengan mataku sendiri. Oh Tuhan, aku tak menyangka bisa melihatnya secara langsung. Kamu tenang saja sayang, aku akan selalu menghormati orang yang katamu adalah sahabatmu itu, seperti kamu menghormatinya. Mata ini masih bisa melihat dengan jelas tawamu, telingaku masih mampu mendengar dengan seksama setiap candaanmu. Bagaimana mungkin mulutku tetap terbungkam ketika hati ingin menjerit. Kaki  terasa tak bertulang saat jiwa ini ingin mengejarmu. Sungguh, aku tak paham keadaan ini. Aku sangat menyesal telah mengabaikan kata demi kata yang telah teman-temanku ucapkan tentangmu. Ternyata aku telah

Wanita Pengagummu

hay kamu yang disana. Kemarilah sebentar untukku, untuk wanita yang mengagumimu, wanita yang tak pernah kau lihat sama sekali. Tengoklah aku wahai tuanku, aku ada disini untukmu, iya, aku yakin hanya untukmu. Aku hanya ingin kamu datang dan menjenguk hatiku yang telah terluka parah olehmu, aku ingin kamu mengobatinya tuan, hanya itu. Hati ini mungkin akan segera mati bila tak segera kau tolong. Tolonglah aku, aku memohon kepadamu Tuan, jangan kaubiarkan hati ini mati terlalu cepat. Aku tak mengerti apa alasan perasaan itu bersemayam dalam hatiku, bahkan aku tak tau sejak kapan perasaan itu muncul. Rasa sakit yang muncul ketika aku melihatmu bersama dia, puteri cantikmu. Tuan, apakah kamu tau hancurnya hati ini saat melihatmu bersamanya? Kamu tidak akan pernah tau dan bahkan mungkin tak mau tau. Namun, apakah kamu tau apa yang membuatku lebih merasakan sakit hati? Aku lebih sakit dan tidak rela bila kamu tersakiti olehnya. Sangat sulit untukku mengerti jalan pikiranmu, entah den