Selamat
malam wahai kekasihku, apakabarmu? Baik-baik saja bukan? Aku berharap kamu
selalu baik-baik saja disana. Disini, aku sama sepertimu baik-baik saja. Hanya
saja, hatiku sedikit cidera saat kamu terlihat mesra bersama dengan sahabat
dekatmu (katamu). Siang ini, aku melihatmu dengannya sayang. dan kamu pasti
salah menebak aku tau dari orang lain. Kali ini, aku benar-benar melihatnya
dengan mataku sendiri. Oh Tuhan, aku tak menyangka bisa melihatnya secara
langsung. Kamu tenang saja sayang, aku akan selalu menghormati orang yang
katamu adalah sahabatmu itu, seperti kamu menghormatinya.
Mata
ini masih bisa melihat dengan jelas tawamu, telingaku masih mampu mendengar
dengan seksama setiap candaanmu. Bagaimana mungkin mulutku tetap terbungkam
ketika hati ingin menjerit. Kaki terasa
tak bertulang saat jiwa ini ingin mengejarmu. Sungguh, aku tak paham keadaan
ini. Aku sangat menyesal telah mengabaikan kata demi kata yang telah
teman-temanku ucapkan tentangmu. Ternyata aku telah salah membiarkan
kepercayaanku seutuhnya membungkus kebohonganmu.
Aku
tau kamu tau apa yang kumaksud dalam setiap rentetan abjad yang telah kutata
rapi sebelum kukirim keponselmu. Hanya saja kamu tak ingin berdebat denganku
karna kamu tak ingin mengakuinya secara jujur atas apa yang telah kamu lakukan.
Atau mungkin kamu hanya malas untuk bercerita denganku? Ya, itu mungkin saja karna
kamu takut aku mengetahui hal tersebut.
Lelah,
aku akui sering mengatakanya untuk segala hal. Tapi untuk hal yang mengenai
tentangmu lelahku menjadi tak berarti lagi. Lelahku sudah menjadi hal biasa dan
sangat wajar. Kamu tau alasanya? Karna aku telah terlalu lelah denganmu. Dengan
semua alasan tak bermutu yang acap kali kaukatakan untuk menutupi kebusukanmu.
Ada
saat dimana hati tak selalu sejalan dengan cara berpikirku, pikiranku
menghentikan setiap langkah kecilku untuk mengikuti langkahmu yang terlalu
cepat dan hati yang harus selalu ingin memaafkanmu. Dalam hati kecil terus
menekan harapan bahwa aku harus memiliki hati yang luas untuk meletakkan setiap
permintaan maafmu.
Comments
Post a Comment