Skip to main content

Dipersembahkan Untuk Para Pria yang Menyia-nyiakan Wanita

Taukah Kamu Rasanya?
Tanpa ada semburat jingga yang menggantung di langit sore ini, aku tertemani oleh alunan musik yang berbunyi dari handphoneku. Entah tersenyum atau malah menangis ketika  Aku kembali teringat tentangmu. Teringat wajah pria yang tak pernah hilang dari ingatanku di setiap aktivitas yang aku lakukan. Pria yang masih kuceritkan sama dengan sosok ibu yang tak ingin gadis kecilnya disakiti. Pria yang belum sempat menyadari bahwa banyak wanita yang tulus mencintainya, wanita yang selalu saja tersia-siakan oleh laki-laki tak bertanggung jawab.
Mendung yang tak berkesudahan memaksaku untuk menerawang jauh ke masalalu yang sejujurnya sama sekali tak ingin aku ingat kembali. Masalalu yang sangat membuat aku terlalu boros perasaan. Masalalu yang tiada hentinya membuat mataku selalu bengkak dipagi hari.
Larik dan bait perlahan mengalun keluar dari mulutmu mengingatkan aku pada sosokmu dulu yang (katanya) mencintaiku. Taukah kamu perasaan wanita yang selalu tersia-siakan olehmu? Ya, tentu tidak. Karena kamu bukan wanita. Namun, setidaknya kamu mengerti dan memahaminya. Sedikit. Ya, aku hanya meminta itu sedikit darimu, agar kaumengerti apa itu tersia-siakan. Bagaimana jika itu terjadi pada saudaramu? Pada ibumu? Tidak, aku tidak mendo’akan. Hanya ingin kamu sedikit memalingkan wajahmu kebelakang.
Taukah kamu rasanya menjadi wanita yang kamu sia-siakan? Oh, apakah kamu masih merasa tidak menyia-nyiakan wanita-wanita yang tulus mencintaimu? Lalu akan disebut apa perlakuanmu satu tahun lalu terhadap wanita-wanita yang mencintamu? Kautak kan pernah tau rasanya jadi wanita yang selalu meminta maaf dengan wanita-wanita yang telah kau lukai. Wanita yang tertunduk dan selalu memberimu maaf. Wanita yang cintanya selalu dijadikan alasan untuk tersenyum.

Taukah kamu rasanya jadi wanita yang tau kamu menjemput mantanmu sebelum menonton dengannya? Taukah rasanyanya jadi wanita yang menungguimu mengantar wanita lain setelah kalian menonton?  Taukah kamu rasanya jadi wanita ketika tau kamu berbohong demi dia? Dan setelah itu kamu tertidur nyenyak dipangkuanya? Taukah kamu rasanya jadi wanita yang tau setelah kalian pergi ternyata kamu dengan wanita lain? Taukah kamu rasanya menjadi wanita yang tau telfonya diabaikan untuk wanita lain? Taukah kamu rasanya jadi wanita yang mencucikan barangmu pemberian dari wanita lain? Taukah kamu rasanya jadi wanita yang menungguimu berpacaran dengan mantanmu? Pernahkah kamu merasakanya? Apa yang kamu lakukan jika kamu di posisinya?

Langit menjadi semakin hitam, bukan hanya karena tertutup mendung. Tapi karna sinar mentari akan segera tergantikan oleh sinar rembulan yang berusaha mengintip dari celah si hitam pekat. Pergantian siang menjadi malam mengikuti pergantian do’aku. Do’aku yang dulu hanya selalu untuk kita, kini aku memulai berdo’a untuk semua. Bukan, bukan berarti aku melupakanmu. Hanya saja aku tak ingin keegoisan menutupi diri ini.

Comments

Popular posts from this blog

Untukmu Wanita Penggalau dengan Sejuta Kata yang Tertuju Untukku

Terimkasih, karena telah membuat saat saat yang biasa menjadi istimewa, karena selalu mendorongku untuk maju, karena sudah mengatakan yang sejujurnya, karena sudah mendengarkanku, karena tidak menghalangiku ketika melakukan hal yang penting untuk hidupku. Sudah bersedia peduli, sudah selalu hadir, karna tidak bersikap menghakimi dan memperlakukanku seakan kamu lebih tau dibandingkan diriku sendiri. Terimakasih karna sudah menyayangiku dan menerimaku apa adanya. Karna sudah mau sabar dan memaafkan saat aku menyakitimu. Terimakasih juga karna kamu telah mau memaklumi masalaluku dan tidak menganggapnya sebagai celaan. Karna sudah menyediakan ruang untukku menyendiri, karna sudah mempercayaiku. Dan yang terpenting adalah terimakasih karna kamu telah menjadi dirimu sendiri. Sayang?  terkadang aku ingin meninggalkanmu, kadang aku ingin kamu pergi jauh dari hidupku. Tapi pada akhirnya hati ini selalu tertambat padamu. Sayang? hanya kamu yang bisa membuatku merasa sangat berharga, hanya

Aku adalah Aku, Bukan Mereka

Inilah aku, seorang wanita yang jauh dari kata sempurna. Semakin kesini aku semakin mengerti sebab kau meninggalkanku beberapa waktu lalu. Mungkin karna aku adalah aku, karna aku bukan mereka dan aku takkan pernah bisa untuk menjadi seperti mereka apapun sebab dan akibatnya. Seperti yang kamu inginkan. aku hanyalah gadis yang sangat jauh berbeda dari mereka. Dari kriteria wanita idamanmu. Ya, aku sangat berbeda. Aku adalah aku. Aku hanyalah satu diantara banyak wanita yang pernah menjadi bagian dari dalam hidupmu, itu saja bila kau anggap. Aku bukanlah wanita seperti mereka-mereka itu. aku hanyalah wanita kuno yang tak pernah lepas dari penutup kepala yang jadul. Wanita yang tak pernah memakai kaos dan celana pendek. Aku bukanlah wanita yang dapat menikmati peluk hangatmu seperti yang mereka rasakan. Bahkan aku hanya wanita yang tak punya pakaian ketat seperti yang mereka kenakan, sehingga aku hanya bisa memakai pakaian yang kedodoran dan tak jaman lagi untuk dikenakan. Aku buk