Skip to main content

Untukmu Wanita Penggalau dengan Sejuta Kata yang Tertuju Untukku


Terimkasih, karena telah membuat saat saat yang biasa menjadi istimewa, karena selalu mendorongku untuk maju, karena sudah mengatakan yang sejujurnya, karena sudah mendengarkanku, karena tidak menghalangiku ketika melakukan hal yang penting untuk hidupku. Sudah bersedia peduli, sudah selalu hadir, karna tidak bersikap menghakimi dan memperlakukanku seakan kamu lebih tau dibandingkan diriku sendiri. Terimakasih karna sudah menyayangiku dan menerimaku apa adanya. Karna sudah mau sabar dan memaafkan saat aku menyakitimu. Terimakasih juga karna kamu telah mau memaklumi masalaluku dan tidak menganggapnya sebagai celaan. Karna sudah menyediakan ruang untukku menyendiri, karna sudah mempercayaiku. Dan yang terpenting adalah terimakasih karna kamu telah menjadi dirimu sendiri.
Sayang?  terkadang aku ingin meninggalkanmu, kadang aku ingin kamu pergi jauh dari hidupku. Tapi pada akhirnya hati ini selalu tertambat padamu. Sayang? hanya kamu yang bisa membuatku merasa sangat berharga, hanya kamu yang setia, hanya kamu yang sangat bisa memaklumiku. Aku tak tau sampai kapankah hubungan ini. Mungkin aku terlihat jahat karena membiarkanmu selalu dirundung galau, dan aku tak pernah ada kabar.
Sayang? sudahlah, jangan terlalu pikirkan aku, di sini aku baik baik saja. Aku tau semua yang kamu khawatirkan dan kamu takutkan. Sayang? maklumi segala kekuranganku, percayalah. Toh, sudah sejak lama kamu mengetahuinya. Aku tau apa yang harus aku lakukan dan yang tak boleh aku lakukan.
Sayang? kadang aku bertanya kenapa kamu betah berada di sini, sedang aku sibuk ke sana kemari mencari kesenangan. Itulah yang ingin aku temukan dan alasan kenapa aku memutuskan untuk tetap di sini. Yaa walaupun aku tak boleh membohongi diriku untuk ingin ngalor ngidul lagi, tapi sayang, percayalah hanya kamu pada akhirnya aku kembali.
Sayang? tambah dewasa ya?  Jalani hidupmu seperti wanita lain, jangan sampai aku terlalu menyita waktu dan pikiranmu, itu akan semakin membuatku merasa sangat jahat. Sayang? jujur, aku lebih senang hubungan kita biasa biasa saja, tidak perlu diumumkan ke sana kemari, bukan karena aku merasa terkurung dengan hal itu. tapi, itu akan membuatku lebih enjoy denganmu.

Sayang? aku mencintaimu, jika suatu saat aku kembali khilaf, maafkanlah dan tegurlah aku. Sayang? I wish tobe with you till the end :* ({})

Comments

  1. Paddy Power online casino no deposit bonus
    Play mobile and desktop games from 카지노사이트 the leading providers at Paddy Power ✓, get free bets, sports betting bonuses, live casino kadangpintar & 인카지노 poker games.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Dipersembahkan Untuk Para Pria yang Menyia-nyiakan Wanita

Taukah Kamu Rasanya? Tanpa ada semburat jingga yang menggantung di langit sore ini, aku tertemani oleh alunan musik yang berbunyi dari handphoneku. Entah tersenyum atau malah menangis ketika  Aku kembali teringat tentangmu. Teringat wajah pria yang tak pernah hilang dari ingatanku di setiap aktivitas yang aku lakukan. Pria yang masih kuceritkan sama dengan sosok ibu yang tak ingin gadis kecilnya disakiti. Pria yang belum sempat menyadari bahwa banyak wanita yang tulus mencintainya, wanita yang selalu saja tersia-siakan oleh laki-laki tak bertanggung jawab. Mendung yang tak berkesudahan memaksaku untuk menerawang jauh ke masalalu yang sejujurnya sama sekali tak ingin aku ingat kembali. Masalalu yang sangat membuat aku terlalu boros perasaan. Masalalu yang tiada hentinya membuat mataku selalu bengkak dipagi hari. Larik dan bait perlahan mengalun keluar dari mulutmu mengingatkan aku pada sosokmu dulu yang (katanya) mencintaiku. Taukah kamu perasaan wanita yang selalu tersia-siakan

Aku Berhak Bahagia

Masih terasa sentuhan hangatmu, kamu yang selalu hadir dalam setiap nafas yang kuhembuskan. Kamu yang kini masih ada dalam setiap baris do’aku. Dan kamu yang masih terus menyakitiku tanpa kutau alasanya. Entah aku yang bodoh atau aku yang terlalu sayang dan tak ingin kehilanganmu. Kali ini, dalam tulisan ini aku ingin berpesan denganmu, meskipun suatu saat nanti jika kamu membaca suratku ini, aku sudah tak merasakan perasaan yang sama lagi seperti saat ini. Jangan tanya lagi mengapa aku bisa sekuat ini sekarang. mungkin karena aku sudah terlalu sering dan terlalu lama bergelut dengan perasaan semacam ini. Aku sudah terlalu sering untuk melepaskan sesuatu yang membuatku bahagia. Aku tak mengerti, entah itu sesaat ataupun sudah menemaniku sejak lama. Perasaan kecewa yang sudah bersahabat baik denganku seperti memberi candu yang mengebalkanku yang akhirnya perasaan itu akan membunuhku. Rasa kecewaku terhadapmu kini telah menjadi rasa yang amat wajar dalam hidupku. Detik ini aku