Skip to main content

Desember

9 hari telah kita lalui dibulan ini. Desember 2015. Akhir tahun ini adalah tahun ketiga kita menjalani masa bersama-sama. Masa dimana kita merasa sulit dan masa kita bahagia. Aku dan kamu yang berhasil menyatukan hati sejak itu. Ya, sejak Desember 2012 silam. Aku yang belum menjadi apa-apamu dan kamu yang tak pernah terpikir akan menjadi bagianku saat ini. Yah memang saat itu kita tidak memiliki status hubungan apapun meskipun kita telah sering bersama dalam kebersamaan yang besar. Bahkan kamu masih menyandang gelar kekasihnya.
Tiga tahun yang lalu, saat kau bentak aku dengan nada tinggimu di sebuah hutan pinus dengan dataran tinggi lalu aku menitikan butiran bening. Tiga tahun lalu dimana ada kata senioritas diantara kita. Tiga tahun lalu adalah kita yang tak saling tau, bahkan saling mengenal pun tidak. Aku menyukai tiga tahun yang lalu itu, tahun dimana kamu mulai mendekat dengan caramu. Caramu yang emmm mungkin tak biasa. Tapi aku menyukainya.
Betapa indah jalan yang kita lalu selama ini, betapa kita begitu kerasnya menerjang dan menghalau badai yang menghalangi. Aku salut dengamu yang mau memperjuangkanku, aku bangga dengan sosok yang tak pernah marah denganku, aku kagum dengan seorang yang berusaha lebih baik untukku. Terimakasih untuk semua yang telah kamu lakukan selama ini untukku.
Aku juga menyukai caramu mencintaiku. Kamu yang elegan dan nggak ribet dengan apa yang sering kita sebut dengan ‘kealayan anak muda sekarang’. Aku menyukai kedewasaanmu. Aku tak akan pernah lupa saat kamu menjulurkan tanganmu untuk memberikan sebatang coklat kesukaanku. Aku tak akan pernah lupa saat kamu menyuruhku melipatkan bajumu. Aku tak akan pernah lupa dengan tingkah dan kata-kata yang ‘katanya’ telah kamu rangkai kemudian buyar karna ada senior kita. Aku tak pernah lupa dengan wajah malumu kala itu. Haha aku tak akan pernah lupa itu sayang.
Sayang? Jalan yang kita lalui memang indah. Begitu indah. Namun, bukan berarti tak ada kerikil atau mungkin hanya sekedar genangan air bekas hujan bukan? Aku sering terjatuh, bahkan jatuh karna lemahnya aku. Kita juga sering bertengkar hanya karna jalan bercabang. Bahkan, kita sempat melalui jalan yang berbeda ketika kamu merasa bosan dengan jalan yang kusenangi. Lebih tepatnya keogoisan yang kala itu sedang mendekap erat.
Aku tak peduli semua itu, karna aku tau aku dan kamu akan selalu menjadi kita. Aku yang selalu mengerti kamu dan kamu yang selalu memahamiku. Tak ada lagi kata aku dan kamu ataupun dia diantara kita. Kita yang akan bertahan dan melalui jalan yang panjang dan berliku.
Terimakasih kamu telah mau meyakinkanku dan kamu yang selalu mempercayaiku dalam segala hal. Terimakasih


Untuk kamu yang selalu ada
Untuk lelakiku yang berada di kota pelajar

Terimakasih

Comments

Popular posts from this blog

Mas, Aku Rindu

Dimana, akan ku cari Aku menangis seorang diri Hatiku slalu ingin bertemu Untukmu aku bernyayi Untuk kakak tercinta Aku ingin bernyanyi Walau air mata Di pipiku kakak dengarkanlah Aku ingin berjumpa Walau hanya dalam Mimpi.. Lihatlah, hari berganti Namun tiada seindah dulu Datanglah, aku ingin bertemu Untukmu, aku bernyanyi Untuk kakak tercinta Aku ingin bernyanyi Walau air mata Di pipiku Kakak dengarkanlah Aku ingin berjumpa Walau hanya dalam Mimpi..                 Rasanya tak ada lagi rindu yang serindu ini. Rinduku padamu teramat dalam. Kugoreskan tinta hitam dalam kertas yang putih brsih ini, memang aku terlalu bodoh mengharapkan surat ini akan sampai padamu. Tapi, tak ada yang bisa kulakukan selain ini. Ingin sekali kusampaikan rasa rindu ini melalui lagu ini.         Kamu, seseorang yang selalu kukagumi setelah Bapak,aku merindumu. Aku s...

Seorang yang Benar Menganggapku Ada ( Teruntuk ; Mantan yang Belum Bisa Move On)

Tempat terindah untuk menikmati penjuru kota Ramai namun terasa sunyi, terang namun terasa gelap, bahagia namun terasa sedih, tertawa tapi menangis. Siang akan berganti malam, matahari segera  tergantikan bulan dan semi tergusur gugur. Siapa yang datang makan akan pergi. Siapa yang tertawa pada waktunya akan menangis. Semua yang ditakdirkan ada pada akhirnya akan kembali tiada. Di ruangan tiga kali tiga ini aku merasa penuh oleh wajahmu. aku sesak, sungguh amat sesak. Wajah seorang pria yang konon katanya telah menyuntikkan racun pada wanita sepertiku. Wanita yang selalu saja dibuat untuk memikirkan dirinya buaian racun ciptaan mahkluk Tuhan tak berperasaan. Lelaki itu tanpa kasian menutupi seluruh ruangan sehingga wanita yang katamu manis ini tak bisa bernapas lega. Disetiap sudut ruangan kamu berdiri dan memperhatikanku. Tak ada yang bisa aku lakukan. Tak ada yang bisa aku perbuat disini jika kau selalu memperhatikanku. Karna kenapa jawabannya karena maka aku ingin se...