Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2014

Wahai Hati, Sahabat Terbaikku

Tak ada kata yang tepat untuk mengungkapan apa yang kini sedang ikut aku rasakan. Kamu adalah sahabat terbaikku. Kamu yang selalu ada untukku. Saat aku terkalut sedih maupun aku sedang terbelenggu oleh kebahagiaan. Kini kamu tak lagi seperti dulu. Jika dulu kamu hanyalah sebuah alumunium yang sangat mudah patah, kini kamu telah menjadi besi yang telah berkali-kali ditempa. Kamu yang kukenal sekarang telah berbeda. Dan banyak orang yang menyukai perubahanmu, termasuk aku. Sahabatku. Ingatkah kala itu. kamu sering sekali terpatahkan oleh hal kecil yang menurut logika bisa saja kau yang mematahkannya. Tapi, telah kau saksikan sendiri bukan. Api itu secara ganas membakarmu berulang kali. dan, lihatlah sekarang. . kamu kini tak pernah patah lagi, bahkan bengkok pun jarang. Ada rasa iri dalam diriku padamu. Ingin sekali aku menjadi kuat sepertimu. Tapi apakah aku mampu menjadi sepertimu? Kamu yang selalu bisa tersenyum meskipun lukamu amat parah. Kamu yang selalu bisa menjaga perasaan

Persembunyian yang Nyaman

Bersama sunyinya malam yang membalut luka pertamaku karnamu, kusempatkan menulis sebuah catatan  kecil yang mungkin tak akan kau baca sekalipun. Hay tuan. Sedang apa kamu disana? Mungkin kamu sedang tertawa bahagia denganya? Atau mungkin kamu sedang memohon kepada wanitamu untuk tidak  meninggalkanmu? Ah entahlah. Aku seperti tidak peduli lagi. taukah kamu tuan? Aku sangat terkejut saat tau bahwa wanita itu adalah wanitamu. Malam ini otakku tak bisa berhenti berfikir. Mataku tak apa menahan air bening yang mengalir. Tuan? Lalu apa arti perhatian yang kauberikan untukku selama ini? Ungkapan sayang dan bahkan cinta yang tertera dalam layar ponsel ku. Ucapan mesra selamat tidur yang lembut dari ujung handphone . Apa arti itu semua tuan, bila nyatanya kamu sudah mempunyai kekasih? Kejadian siang itu membuatku tergoncang hebat hingga aku terjatuh. Terjatuh dan terbentur. Tuan? Apa arti semua itu? Aku dan kamu. Aku hanya ingin aku dan kamu. Tapi kenapa harus ada dia diantara kita? Sa

Aku Menunggumu dan Kau Menunggunya

Hembusan angin sore perlahan menyentuh kulitku dengan lembut. Mega-mega merah menjadi penyejuk hati yang lama tak terjamah. Burung-burung gereja seakan tau dan menghibur kelamnya suasana hati dalam keindahan sore dengan paduan yang amat nyata. Sunset yang kutunggu akhirnya tiba juga, merahnya mega tergantikan dengan remang rembulan yang mengantarkan kepulanganku dengan enggan. Apa yang membuatku seperti ini? Kamu. Iya kamu. Sinar rembulan itu membuat bayanganku lebih jelas. Kepulanganku mengingatkanku padamu. Seseorang yang tak sepantasnya aku tunggu. Seorang pria yang juga sedang menunggu wanita yang dicintainya. Aku tak paham dengan hatiku. Bagaimana mungkin aku masih berdiri disini menunggumu, sedangkan kamu sedang asyik bersama wanita yang kau cinta. Bagaimana mungkin aku bisa bertahan selama ini. Dua tahun aku menunggumu. Dan dua tahun pula kau menunggunya. Sempat aku berfikir bahwa kamu adalah orang yang bodoh. Mau menunggu orang yang jelas-jelas sudah memiliki kekasih dan