Bersama
sunyinya malam yang membalut luka pertamaku karnamu, kusempatkan menulis sebuah
catatan kecil yang mungkin tak akan kau
baca sekalipun.
Hay
tuan. Sedang apa kamu disana? Mungkin kamu sedang tertawa bahagia denganya? Atau
mungkin kamu sedang memohon kepada wanitamu untuk tidak meninggalkanmu? Ah entahlah. Aku seperti
tidak peduli lagi. taukah kamu tuan? Aku sangat terkejut saat tau bahwa wanita
itu adalah wanitamu. Malam ini otakku tak bisa berhenti berfikir. Mataku tak
apa menahan air bening yang mengalir.
Tuan?
Lalu apa arti perhatian yang kauberikan untukku selama ini? Ungkapan sayang dan
bahkan cinta yang tertera dalam layar ponselku.
Ucapan mesra selamat tidur yang lembut dari ujung handphone. Apa arti itu semua tuan, bila nyatanya kamu sudah
mempunyai kekasih? Kejadian siang itu membuatku tergoncang hebat hingga aku
terjatuh. Terjatuh dan terbentur. Tuan? Apa arti semua itu?
Aku
dan kamu. Aku hanya ingin aku dan kamu. Tapi kenapa harus ada dia diantara
kita? Salah? Ya, aku salah. Pernyataan itu seharusnya terlontar dari wanita itu
untukku. Kenapa harus ada aku diantara kalian. Tuan? Kamu datang dengan segenap
harap yang kurindukan. Kamu sudah terlanjur membuatku mencintaimu. Aku mencintai
seorang pria yang berputri.
Kata
maaf itu telah terlontar dari mulutku untuknya. Untuk kakak kelasku yang
seharusnya kuhormati. Seorang wanita yang telah kulukai hatinya. Rasa bersalahku
yang begitu besar muncul seketika tanpa terhalang batas. Aku terpaku menatap lekat
mendung yang ada di wajahnya. Ada rintik hujan tertahan yang sangat nampak dari
matanya. maaf, hanya kata itu yang mampu terlontar dariku. Tak mampu lagi aku
berkata. Rasa sakit itu telah berhasil merobek sekat pelindung kalbu yang
rapuh.
Tuan?
Pernah aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku tak akan lagi mengenalmu. Tapi?
Aku tak bisa. Aku masih disini, bersembunyi dibalik punggung saat dia
didepanmu. Tuan? Terimakasih atas persembunyian yang nyaman ini. Aku sangat
senang dengan tempat ini. Meski terkadang sakitku saat melihatmu bersamanya
dari balik persembunyianku ini.
Aku
tak tau apa yang akan terjadi nanti bila dia tau aku mengingkari
janjiku dan kamu masih menyembunyikanku. Aku tak tau apa yang akan dia lakukan
padaku saat tau aku sedang menikmati persembunyian yang berbeda ini. Mungkin saja
dia akan membunuhku secara kejam. Ah, tidak. Dia tak terlihat seperti orang
yang jahat. Dia wanita yang penuh keanggunan yang tak mungkin melakukan
kekerasan. Mungkin itu alasan saat ini aku masih berada di tempat ini.
Wanita
itu begitu mencintaimu. Dan akupun tau kamu mencintainya. Tapi, semua yang kau
beri untukku selama ini membuatku menganggap kau juga menaruh hati padaku dan
mungkin kau akan segera meninggalkan wanitamu itu untukku.
Comments
Post a Comment