Skip to main content

Persembunyian yang Nyaman

Bersama sunyinya malam yang membalut luka pertamaku karnamu, kusempatkan menulis sebuah catatan  kecil yang mungkin tak akan kau baca sekalipun.
Hay tuan. Sedang apa kamu disana? Mungkin kamu sedang tertawa bahagia denganya? Atau mungkin kamu sedang memohon kepada wanitamu untuk tidak  meninggalkanmu? Ah entahlah. Aku seperti tidak peduli lagi. taukah kamu tuan? Aku sangat terkejut saat tau bahwa wanita itu adalah wanitamu. Malam ini otakku tak bisa berhenti berfikir. Mataku tak apa menahan air bening yang mengalir.
Tuan? Lalu apa arti perhatian yang kauberikan untukku selama ini? Ungkapan sayang dan bahkan cinta yang tertera dalam layar ponselku. Ucapan mesra selamat tidur yang lembut dari ujung handphone. Apa arti itu semua tuan, bila nyatanya kamu sudah mempunyai kekasih? Kejadian siang itu membuatku tergoncang hebat hingga aku terjatuh. Terjatuh dan terbentur. Tuan? Apa arti semua itu?
Aku dan kamu. Aku hanya ingin aku dan kamu. Tapi kenapa harus ada dia diantara kita? Salah? Ya, aku salah. Pernyataan itu seharusnya terlontar dari wanita itu untukku. Kenapa harus ada aku diantara kalian. Tuan? Kamu datang dengan segenap harap yang kurindukan. Kamu sudah terlanjur membuatku mencintaimu. Aku mencintai seorang pria yang berputri.
Kata maaf itu telah terlontar dari mulutku untuknya. Untuk kakak kelasku yang seharusnya kuhormati. Seorang wanita yang telah kulukai hatinya. Rasa bersalahku yang begitu besar muncul seketika tanpa terhalang batas. Aku terpaku menatap lekat mendung yang ada di wajahnya. Ada rintik hujan tertahan yang sangat nampak dari matanya. maaf, hanya kata itu yang mampu terlontar dariku. Tak mampu lagi aku berkata. Rasa sakit itu telah berhasil merobek sekat pelindung kalbu yang rapuh.
Tuan? Pernah aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku tak akan lagi mengenalmu. Tapi? Aku tak bisa. Aku masih disini, bersembunyi dibalik punggung saat dia didepanmu. Tuan? Terimakasih atas persembunyian yang nyaman ini. Aku sangat senang dengan tempat ini. Meski terkadang sakitku saat melihatmu bersamanya dari balik persembunyianku ini.
Aku tak tau apa yang akan terjadi nanti bila dia tau aku mengingkari janjiku dan kamu masih menyembunyikanku. Aku tak tau apa yang akan dia lakukan padaku saat tau aku sedang menikmati persembunyian yang berbeda ini. Mungkin saja dia akan membunuhku secara kejam. Ah, tidak. Dia tak terlihat seperti orang yang jahat. Dia wanita yang penuh keanggunan yang tak mungkin melakukan kekerasan. Mungkin itu alasan saat ini aku masih berada di tempat ini.

Wanita itu begitu mencintaimu. Dan akupun tau kamu mencintainya. Tapi, semua yang kau beri untukku selama ini membuatku menganggap kau juga menaruh hati padaku dan mungkin kau akan segera meninggalkan wanitamu itu untukku.

Comments

Popular posts from this blog

Dipersembahkan Untuk Para Pria yang Menyia-nyiakan Wanita

Taukah Kamu Rasanya? Tanpa ada semburat jingga yang menggantung di langit sore ini, aku tertemani oleh alunan musik yang berbunyi dari handphoneku. Entah tersenyum atau malah menangis ketika  Aku kembali teringat tentangmu. Teringat wajah pria yang tak pernah hilang dari ingatanku di setiap aktivitas yang aku lakukan. Pria yang masih kuceritkan sama dengan sosok ibu yang tak ingin gadis kecilnya disakiti. Pria yang belum sempat menyadari bahwa banyak wanita yang tulus mencintainya, wanita yang selalu saja tersia-siakan oleh laki-laki tak bertanggung jawab. Mendung yang tak berkesudahan memaksaku untuk menerawang jauh ke masalalu yang sejujurnya sama sekali tak ingin aku ingat kembali. Masalalu yang sangat membuat aku terlalu boros perasaan. Masalalu yang tiada hentinya membuat mataku selalu bengkak dipagi hari. Larik dan bait perlahan mengalun keluar dari mulutmu mengingatkan aku pada sosokmu dulu yang (katanya) mencintaiku. Taukah kamu perasaan wanita yang selalu tersia-sia...

Untukmu Wanita Penggalau dengan Sejuta Kata yang Tertuju Untukku

Terimkasih, karena telah membuat saat saat yang biasa menjadi istimewa, karena selalu mendorongku untuk maju, karena sudah mengatakan yang sejujurnya, karena sudah mendengarkanku, karena tidak menghalangiku ketika melakukan hal yang penting untuk hidupku. Sudah bersedia peduli, sudah selalu hadir, karna tidak bersikap menghakimi dan memperlakukanku seakan kamu lebih tau dibandingkan diriku sendiri. Terimakasih karna sudah menyayangiku dan menerimaku apa adanya. Karna sudah mau sabar dan memaafkan saat aku menyakitimu. Terimakasih juga karna kamu telah mau memaklumi masalaluku dan tidak menganggapnya sebagai celaan. Karna sudah menyediakan ruang untukku menyendiri, karna sudah mempercayaiku. Dan yang terpenting adalah terimakasih karna kamu telah menjadi dirimu sendiri. Sayang?  terkadang aku ingin meninggalkanmu, kadang aku ingin kamu pergi jauh dari hidupku. Tapi pada akhirnya hati ini selalu tertambat padamu. Sayang? hanya kamu yang bisa membuatku merasa sangat berharga, ha...

Lepaskanlah Aku yang Menyayangimu

Inilah Caraku Menangisku kali ini bukan lagi karna aku takut akan kehilanganmu. Tangisanku kali ini karna, aku ingin melepaskanmu. Sungguh demi apapun aku ingin mengikhlaskanmu. Bagaimanapun caranya. Bukan, bukan karna aku tak lagi mencintaimu, bukan pula karna aku tak ingin memilikimu. Namun perlu kau ketahui aku lakukan ini semua demi kau, aku dan semuanya. Demi kita semua. Bukan aku menjauh darimu, tapi aku harus memberi sedikit jarak untuk kau dan aku. Agar kita saling bahagia, bukan hanya kau ataupun hanya aku. Mungkin inilah caraku untuk menghargai persaanmu, perasaanya, dan perasaanku sendiri. Aku pernah menempati posisi yang kekasihmu tempati sekarang. Aku sangat mengerti bagaimana perasaan wanita yang tersembunyi. Wanitamu yang tak bersalah tak berhak menanggung semua penyakit yang kau bawa. Kau tak punyai hak untuk menyakiti wanitamu seperti yang kau lakukan dulu untukku. Tolong lepaskan aku sepenuhnya. Jangan kau beratkan aku dengan satu tali yang tak kau lepaskan. Bi...