Hujan di Bola Mataku Sunyinya malam ini membuat nyaringnya suara jangkrik semakin jelas terdengar, mengalun mengiringi suara ketikan dari keyboard laptop yang masih menyala. Betapa bahagianya aku satu tahun yang lalu ketika kamu telah berhasil menghipnotisku entah dengan jurus apa, sehingga kamu mampu menjadikanku kekasihmu, wanita bodoh yang mudah sekali terkena jurus tipu andalanmu. Masih terngiang dibenaku ketika kamu menyuruhku melipatkan bajumu. Saat kamu memberiku sebatang silverqueen. Ya, saat itu aku dan kamu berubah menjadi kita. Lagu itu. iya sayang lagu itu menemani setiap huruf yang kutuliskan dengan jemariku. Lagu yang tak pernah bosan ku dengar. Lagu yang selalu kuulang-ulang. lagu yang selalu mengantarkanku hingga kuterlelap. Iya, itu suaramu. Tapi entahlah untuk siapa lagu itu kamu nyanyikan. Untukku kah? Ah tidak. Aku tidak mau terlalu berharap lebih lagi denganmu. Aku sudah terlalu takut untuk jatuh dari ketinggian yang sama. Bagaimana mungkin ada pelangi ...
Aku hanya seorang penulis amatiran yang sangat kurang pengalaman. Aku tak pandai merangkai kata, semua yang kutulis merupakan luapan dari hati yang tak dapat aku deskripsikan dengan mulutku. aku akan menulis apapun yang bisa kutulis. Karna hanya dengan menulis aku dapat bercerita. Namun, ada senyum dibalik semua yang telah kutulis.