Harusnya Aku tidak Terlalu Percaya Ingatanku menerobos dinding tebal yang belum kutau nama dinding itu apa. Setelah sembilan duapuluh hari kita bersama, akhirnya kamu memutuskan untuk mengakhiri hubungang kita. Ya, tepatnya enam hari yang lalukamu mengatakanya didepanku dengan alasan kamu ingin belajar. Meskipun aku belum mengiyakan keputusanmu yang membuatku tersentak, namun hubungan kita sudah tidak membaik. Apa kautau apa yang kurasakan saat ini? Tidak! Kamu tidak akan pernah tau. Aku merindukanmu, sungguh merindukanmu, aku merindukanmu yang dulu, rindu genggaman hangat dari tanganmu, rindu ucapan selamat tidur yang kubaca setiap malam untukku, rindu menatap wajahmu dengan dekat ketika dimotor yang kaupacu, rindu perhatianmu, sungguh aku merindukanmu. Aku tak tau akan sampai kapan rasa ini menyiksaku, membalut setiap malamku. Air yang tak hentinya mengalir ini menemaniku saat aku menulis tentangmu. Tentang seorang pria yang kkucinta, pria yang kusayangi, seorangpr...
Aku hanya seorang penulis amatiran yang sangat kurang pengalaman. Aku tak pandai merangkai kata, semua yang kutulis merupakan luapan dari hati yang tak dapat aku deskripsikan dengan mulutku. aku akan menulis apapun yang bisa kutulis. Karna hanya dengan menulis aku dapat bercerita. Namun, ada senyum dibalik semua yang telah kutulis.