UNTUK MANTAN KEKASIHKU
YANG DIAM-DIAM MASIH KURINDUKAN
Kita,
aku dan kamu. Ya, aku dan kamu telah satu tahun tak bersama lagi. Namun selama
satu tahu itu pula aku tak dapat merasakan kebahagiaan yang sesungguhnnya. Suatu
malam ketika mataku telah terkantuk-kantuk dan memaksaku untuk terlelap, tiba-tiba
tanganku ingin menuliskan sesuatu. Entah apakah yang akan kutulis. Yang pasti
hanya tentang kamu. Tentang pria yang selalu datang dan pergi, hadir dan
hilang, dekat dan menjauh; kamu. Ya, itu kamu.
Aku tak tau apakah tahun ini aku bisa menghabiskan waktu
liburanku berdua denganmu seperti waktu yang telah lalu, yang telah kita lewati
bersama. Setelah saat ini, saat kamu telah bersama denganya. Dengan orang yang
telah kaucinta. Andai kamu tau, saat ini aku sangat merindukanmu. Helaan jantung
dan denyut napas ini turut menginginkan kau berada di sampingku saat ini. Sedekat
ketika kita saling menatap dengan penuh cinta. Semua hal tentangmu masih
hinggap dikepalaku.
Ingatanku kembali menyerap sosokmu lagi ketika kamu
adatang kerumahku. Kau ajak aku kesuatu kota yang pernah menjadi tempat
berteduhmu semasa SMP. Kita berpamitan sebelum meninggalkan rumah, kamu mencium
tangan ayah dan ibuku ketika berpamitan. Aku memperhatikan hal itu, seakan aku
tak percaya kau adalah orang yang kukenal selama ini.
Setelah kita putus, tak ingin rasanya aku kabarkan pada
dunia tentang status hubungan kita, tentang kita yang tak lagi bersama. Karna aku
dan kamu mencoba terlihat baik-baik saja. Kamu masih sering kerumahku,
mengajakku makan. Begitu juga aku, aku masih sering pergi main kerumahmu. Aku pernah
sangat mencintaimu. Pernah sangat mengerti bahwa dulu kita pernah memiliki perasaan
yang sama.
Ketika kita berada disuatu tempat dimana tempat itu
pernah menjadi tempat tinggalmu. Aku masih mengingat kala itu kita melewati
sekolah SMPmu. Tawa kecil terlihat dari bibirmu. Kita berhenti disana, berfoto
dan bercanda ria. Kita tertawa lepas menikmati setiap angin yang berhembus
tanpa memikirkan kekasihmu yang berada jauh dirumah.
Entah
kenapa aku tak mau melawan ketika kamu mencoba mengacak-acak hijab yang
kukenakan. Mungkin hari itu adalah hari
terakhirku untuk menatapmu sedekat ini. Setelah
ini aku tak perlu lagi bersembunyi dan kamu tak perlu lagi menyembunyikanku. Selamanya
aku hanya akan menjadi mantan kekasihmu yang diam-diam sering merindukanmu.
Meskipun
samar-samar namun aku masih sangat ingat ketika kamu menggendongku, membawaku
ketepi jalan. Dengan darah bercecer kaucoba sadarkan aku. Sakit yang kurasa
saat itu, namun aku lebih tau betapa sakitnya kekasihmu yang berada dirumah
bila mengetahui hal ini. Kamu pergi dengan mantan kekasihmu yang ternyata masih
menyimpan rasa untukmu.
Terimakasih
untuk persembunyian yang menyenangkan, terimakasih untuk peluk hangat yang
diam-diam kauberikan untukku. Meskipun saat itu kekasihmu mengirimi pesan
singkat berkali-kali : Pesan yang tak kaugubris sama sekali.
Comments
Post a Comment