Skip to main content

Aku adalah Aku, Bukan Mereka

Inilah aku, seorang wanita yang jauh dari kata sempurna. Semakin kesini aku semakin mengerti sebab kau meninggalkanku beberapa waktu lalu. Mungkin karna aku adalah aku, karna aku bukan mereka dan aku takkan pernah bisa untuk menjadi seperti mereka apapun sebab dan akibatnya. Seperti yang kamu inginkan. aku hanyalah gadis yang sangat jauh berbeda dari mereka. Dari kriteria wanita idamanmu. Ya, aku sangat berbeda.
Aku adalah aku. Aku hanyalah satu diantara banyak wanita yang pernah menjadi bagian dari dalam hidupmu, itu saja bila kau anggap. Aku bukanlah wanita seperti mereka-mereka itu. aku hanyalah wanita kuno yang tak pernah lepas dari penutup kepala yang jadul. Wanita yang tak pernah memakai kaos dan celana pendek. Aku bukanlah wanita yang dapat menikmati peluk hangatmu seperti yang mereka rasakan. Bahkan aku hanya wanita yang tak punya pakaian ketat seperti yang mereka kenakan, sehingga aku hanya bisa memakai pakaian yang kedodoran dan tak jaman lagi untuk dikenakan.
Aku bukanlah mereka yang setiap detak jantung selalu ada untukmu. Aku tak bisa seperti mereka yang setiap saat ada didekatmu bahkan disampingmu kapanpun ketika kamu mau, ketika kamu menginginkanya. Namun, setidaknya ketulusanku ada untukmu saat kamu membutuhkanku. Walaupun itu takkan pernah nampak dimatamu.
Sekarang aku mengerti arti rasamu terhadapku. Kata cinta yang selalu kau ucapkan untuk membahagiakan hari-hariku. Itu semua palsu dan tak bermakna apapun, karna memang kamu tak pernah memaknai kata tersebut. Kamu hanya sekedar suka denganku, tak lebih dari itu. rasa suka yang sangat cepat kau munculkan dan rasa suka secepat kilat kau hilangkan. Kau datang aku menerima, aku bahagia kau bahagia, aku nyaman kau bosan, lalu pergi. Mudah sekali bukan kisah kita? Kisah kita memang tak selama dan serumit kisah cinta difilm Ganteng-Ganteng Serigala hingga ratusan tahun lamanya.
Aku bukanlah wanita jenius, aku bukan wanita pemaaf dan aku juga bukan wanita penyabar. Tapi setidaknya aku bukan wanita bodoh karna aku masih bisa menafsirkan dengan jelas arti rasamu. Setidaknya aku dapat memaafkanmu ketika semua orang dan bahkan ‘mereka’ tak lagi dapat memaafkanmu. Dan setidaknya aku masih mampu mendengarkanmu ketika aku mengetahui semua kata yang kau susun rapi adalah kebohongan.

Aku akan tetap menjadi aku, seorang penulis amatiran yang akan sukses dengan segala macam tulisanya. aku hanyalah wanita kecil yang tak pernah terlihat yang hanya mampu menuliskan tentangmu tanpa berkata apapun padamu.Inilah aku, seorang wanita yang jauh dari kata sempurna. Semakin kesini aku semakin mengerti sebab kau meninggalkanku beberapa waktu lalu. Mungkin karna aku adalah aku, karna aku bukan mereka dan aku takkan pernah bisa untuk menjadi seperti mereka apapun sebab dan akibatnya. Seperti yang kamu inginkan. aku hanyalah gadis yang sangat jauh berbeda dari mereka. Dari kriteria wanita idamanmu. Ya, aku sangat berbeda.
Aku adalah aku. Aku hanyalah satu diantara banyak wanita yang pernah menjadi bagian dari dalam hidupmu, itu saja bila kau anggap. Aku bukanlah wanita seperti mereka-mereka itu. aku hanyalah wanita kuno yang tak pernah lepas dari penutup kepala yang jadul. Wanita yang tak pernah memakai kaos dan celana pendek. Aku bukanlah wanita yang dapat menikmati peluk hangatmu seperti yang mereka rasakan. Bahkan aku hanya wanita yang tak punya pakaian ketat seperti yang mereka kenakan, sehingga aku hanya bisa memakai pakaian yang kedodoran dan tak jaman lagi untuk dikenakan.
Aku bukanlah mereka yang setiap detak jantung selalu ada untukmu. Aku tak bisa seperti mereka yang setiap saat ada didekatmu bahkan disampingmu kapanpun ketika kamu mau, ketika kamu menginginkanya. Namun, setidaknya ketulusanku ada untukmu saat kamu membutuhkanku. Walaupun itu takkan pernah nampak dimatamu.
Sekarang aku mengerti arti rasamu terhadapku. Kata cinta yang selalu kau ucapkan untuk membahagiakan hari-hariku. Itu semua palsu dan tak bermakna apapun, karna memang kamu tak pernah memaknai kata tersebut. Kamu hanya sekedar suka denganku, tak lebih dari itu. rasa suka yang sangat cepat kau munculkan dan rasa suka secepat kilat kau hilangkan. Kau datang aku menerima, aku bahagia kau bahagia, aku nyaman kau bosan, lalu pergi. Mudah sekali bukan kisah kita? Kisah kita memang tak selama dan serumit kisah cinta difilm Ganteng-Ganteng Serigala hingga ratusan tahun lamanya.
Aku bukanlah wanita jenius, aku bukan wanita pemaaf dan aku juga bukan wanita penyabar. Tapi setidaknya aku bukan wanita bodoh karna aku masih bisa menafsirkan dengan jelas arti rasamu. Setidaknya aku dapat memaafkanmu ketika semua orang dan bahkan ‘mereka’ tak lagi dapat memaafkanmu. Dan setidaknya aku masih mampu mendengarkanmu ketika aku mengetahui semua kata yang kau susun rapi adalah kebohongan.
Aku akan tetap menjadi aku, seorang penulis amatiran yang akan sukses dengan segala macam tulisanya. aku hanyalah wanita kecil yang tak pernah terlihat yang hanya mampu menuliskan tentangmu tanpa berkata apapun padamu. 

Comments

Popular posts from this blog

Dipersembahkan Untuk Para Pria yang Menyia-nyiakan Wanita

Taukah Kamu Rasanya? Tanpa ada semburat jingga yang menggantung di langit sore ini, aku tertemani oleh alunan musik yang berbunyi dari handphoneku. Entah tersenyum atau malah menangis ketika  Aku kembali teringat tentangmu. Teringat wajah pria yang tak pernah hilang dari ingatanku di setiap aktivitas yang aku lakukan. Pria yang masih kuceritkan sama dengan sosok ibu yang tak ingin gadis kecilnya disakiti. Pria yang belum sempat menyadari bahwa banyak wanita yang tulus mencintainya, wanita yang selalu saja tersia-siakan oleh laki-laki tak bertanggung jawab. Mendung yang tak berkesudahan memaksaku untuk menerawang jauh ke masalalu yang sejujurnya sama sekali tak ingin aku ingat kembali. Masalalu yang sangat membuat aku terlalu boros perasaan. Masalalu yang tiada hentinya membuat mataku selalu bengkak dipagi hari. Larik dan bait perlahan mengalun keluar dari mulutmu mengingatkan aku pada sosokmu dulu yang (katanya) mencintaiku. Taukah kamu perasaan wanita yang selalu tersia-sia...

Untukmu Wanita Penggalau dengan Sejuta Kata yang Tertuju Untukku

Terimkasih, karena telah membuat saat saat yang biasa menjadi istimewa, karena selalu mendorongku untuk maju, karena sudah mengatakan yang sejujurnya, karena sudah mendengarkanku, karena tidak menghalangiku ketika melakukan hal yang penting untuk hidupku. Sudah bersedia peduli, sudah selalu hadir, karna tidak bersikap menghakimi dan memperlakukanku seakan kamu lebih tau dibandingkan diriku sendiri. Terimakasih karna sudah menyayangiku dan menerimaku apa adanya. Karna sudah mau sabar dan memaafkan saat aku menyakitimu. Terimakasih juga karna kamu telah mau memaklumi masalaluku dan tidak menganggapnya sebagai celaan. Karna sudah menyediakan ruang untukku menyendiri, karna sudah mempercayaiku. Dan yang terpenting adalah terimakasih karna kamu telah menjadi dirimu sendiri. Sayang?  terkadang aku ingin meninggalkanmu, kadang aku ingin kamu pergi jauh dari hidupku. Tapi pada akhirnya hati ini selalu tertambat padamu. Sayang? hanya kamu yang bisa membuatku merasa sangat berharga, ha...

Lepaskanlah Aku yang Menyayangimu

Inilah Caraku Menangisku kali ini bukan lagi karna aku takut akan kehilanganmu. Tangisanku kali ini karna, aku ingin melepaskanmu. Sungguh demi apapun aku ingin mengikhlaskanmu. Bagaimanapun caranya. Bukan, bukan karna aku tak lagi mencintaimu, bukan pula karna aku tak ingin memilikimu. Namun perlu kau ketahui aku lakukan ini semua demi kau, aku dan semuanya. Demi kita semua. Bukan aku menjauh darimu, tapi aku harus memberi sedikit jarak untuk kau dan aku. Agar kita saling bahagia, bukan hanya kau ataupun hanya aku. Mungkin inilah caraku untuk menghargai persaanmu, perasaanya, dan perasaanku sendiri. Aku pernah menempati posisi yang kekasihmu tempati sekarang. Aku sangat mengerti bagaimana perasaan wanita yang tersembunyi. Wanitamu yang tak bersalah tak berhak menanggung semua penyakit yang kau bawa. Kau tak punyai hak untuk menyakiti wanitamu seperti yang kau lakukan dulu untukku. Tolong lepaskan aku sepenuhnya. Jangan kau beratkan aku dengan satu tali yang tak kau lepaskan. Bi...