Entahlah, entah apa yang ingin
kutuliskan saat ini. Walaupun aku sudah pernah berpikir untuk tidak lagi menjadikanmu
bahan tulisanku, nampaknya kali ini aku ingin menulisnya (lagi). Entah apa yang
membuatku menjadikanmu topik utama dalam beberapa tulisanku, aku tak mengerti
mengapa kamu menjadi judul utama yang kutuliskan di atas, entah apa, aku juga
kurang begitu paham dengan apa yang kumau ini. Yang kutau, aku hanya ingin
merangkaikan kata demi kata yang mengenai dirimu. Kamu yang bau mulutmu kini
tak lagi sama dengan dulu karna rokok yang kamu hisap setiap waktu. Kamu yang
kini sudah meninggalkan kenangan diputih abu-abu. Dan kamu yang tidak ubahnya
masih kukasihi.
Tak banyak orang yang mengetahui
hubungan kita ini. Hubungan yang dengan sengaja kita jalani secara diam-diam
agar tak menyakiti siapapun. Hubungan yang katamu sudah kau yakini. Aku dan
kamu tak ingin menyakiti mereka, mereka para pengagummu, mereka para pecintamu
dan mungkin mereka yang sering kali mendapat perhatian darimu. Tapi sayang?
Apakah kamu tidak dapat merasakan apa yang aku rasakan? Saat ini, disini,
akulah yang tersakiti sayang. Ketika aku harus melihat dan mengamati semua rasa takutku yang menjadi nyata dengan
mata terbuka.
Wanita cantik yang ada disana
sedang menantimu, menantimu untuk bicara padanya. Wanita yang jauuuh lebih
sempurna dibandingkan aku. Wanita yang dari dulu sekali kamu mengaguminya, dan
wanita yang tak pernah mendengar bagaimana sesungguhnya perasaanmu karna kamu tak
berani mengatakanya padanya, wanita yang kamu bilang hanya sekedar kamu kagumi.
Aku selalu berusaha mempercayaimu sayang, percaya setiap kata yang keluar dari
mulutmu, kata yang kau susun rapi namun bukan dari hatimu.
Aku selalu mengalah ketika kamu
selalu saja membuat semuanya seperti aku yang salah dan kamu selalu benar. Aku
hanya diam dan meminta maaf padamu atas kesalahanmu yang kamu limpahkan
untukku, kesalahan yang tak pernah aku perbuat. Terkadang ingin aku mengatakan
kejujuran dalam hati yang aku rasakan. Namun, aku selalu saja tak ingin
berdebat dan berharap semuanya akan kembali normal seperti sedia kala. Bukan
aku tak peduli dengan apa yang kamu telah lakukan, tapi aku hanya ingin diam
dan merubahmu kearah yang lebih baik. Ya, hanya itu yang aku inginkan darimu.
Di belakang mereka semua yang
sedang menunggumu, di sini aku juga sedang menunggumu sayang. Menunggu kapan
waktu kamu akan tidak menyembunyikanku lagi, menunggu waktu kamu mengakuiku di
depan publik, menunggu mendengar kamu memberi jawaban kepada mereka yang sedang
bertanya-bertanya bahwa kamu sudah mempunyai kekasih lagi, kekasih yang tak
pernah sempurna di matamu. Seorang wanita penggalau dengan sejuta kata yang terangkai
untukmu. Wanita yang katamu rentan sekali terhadap penyakit, dan wanita yang
tidak banyak bicara namun hanya menulis.
Wanitamu ini sudah mengetahui
apa yang akan kamu lakukan esok sayang. tapi dia tetap diam dan selalu tidak
terlihat sedih di depanmu. Dia hanya berharap kamu akan cepat mengerti apa yang
dia rasakan saat ini. Terkadang terbersit dalam angan untuk mengumumkan status
hubungan kita kepada mereka semua, tapi keegoisan itu kembali tertutup oleh
rasa yang tak kan pernah bisa orang mengerti. Dan pada kenyataanya, hubungan
kita masih tersimpan rapi didalam lemari yang kehialangan kuncinya.
Comments
Post a Comment