Tak ada kata yang tepat untuk mengungkapan apa yang kini sedang ikut aku rasakan. Kamu adalah sahabat terbaikku. Kamu yang selalu ada untukku. Saat aku terkalut sedih maupun aku sedang terbelenggu oleh kebahagiaan. Kini kamu tak lagi seperti dulu. Jika dulu kamu hanyalah sebuah alumunium yang sangat mudah patah, kini kamu telah menjadi besi yang telah berkali-kali ditempa. Kamu yang kukenal sekarang telah berbeda. Dan banyak orang yang menyukai perubahanmu, termasuk aku. Sahabatku. Ingatkah kala itu. kamu sering sekali terpatahkan oleh hal kecil yang menurut logika bisa saja kau yang mematahkannya. Tapi, telah kau saksikan sendiri bukan. Api itu secara ganas membakarmu berulang kali. dan, lihatlah sekarang. . kamu kini tak pernah patah lagi, bahkan bengkok pun jarang. Ada rasa iri dalam diriku padamu. Ingin sekali aku menjadi kuat sepertimu. Tapi apakah aku mampu menjadi sepertimu? Kamu yang selalu bisa tersenyum meskipun lukamu amat parah. Kamu yang selalu bisa menjaga perasaan ...
Aku hanya seorang penulis amatiran yang sangat kurang pengalaman. Aku tak pandai merangkai kata, semua yang kutulis merupakan luapan dari hati yang tak dapat aku deskripsikan dengan mulutku. aku akan menulis apapun yang bisa kutulis. Karna hanya dengan menulis aku dapat bercerita. Namun, ada senyum dibalik semua yang telah kutulis.