Rindu. Aku sangat
merindukan saat-saat seperti ini. Saat dimana hanya ada aku dan suara keyboard
laptopku. Saat dimana sunyi memeluk erat tubuh mungilku. Aku merindunya. Baru aku
menyadari bahwa telah lama sekali jemariku tak lagi menari indah di atas tombol
penuh abjad ini. Saking lamanya sampai-sampai aku sering sekali typo. Hmmm kesibukanku
sudah mengubahku terlalu jauh. Kesibukanku dengan dunia baru, kesibukanku
dengan aktivitas-aktivitas yang melelahkanku sehingga aku lupa waktu. Aku lupa.
Aku terlupa ataukah aku yang melupa?
Tak perlu banyak
basa-basi lagi. Rasanya malam-malam sepert ini sudah mengerti maksudku menari
semalam ini. Sunyi ini telah mengerti arti abjad yang kujejerkan dengan mata
yang sayu. Sebenarnya tak perlu lagi kuceritakan pada monitor kesayanganku ini
apa yang terjadi, nemu entah mengapa aku ingin sekali berbisik menghembuskan
setiap kalimat yang ada diangan.
Kini aku telah
mendapatkan seseorang yang sangat kupercaya. Seseorang yang sangat kucinta. Seseorang
yang sangat kukagumi. Seseorang yang telah mencuri perhatianku selama 3.5 tahun
ini. Aku mencintainya tanpa batas, dan akupun tau dia mencitaiku tanpa batas
yang dapat ditentukan. Aku paham akan cinta kasih yang telah dia berikan
kepadaku.
Kasihku, maafkan aku
yang selalu saja membuatmu naik darah. Maafkan aku juga sering membuatmu
kebingungan atas tingkah lakuku. Aku sadar apa yang telah aku lakukan ini
merugikanmu dan aku, tapi semata karna aku ingin bersamamu. Maaf atas egoku
yang masih seperti anak kecil, maafkan aku ya. Aku tak bermaksud membuatmu
bingung.
Kasihku. Aku paham
perasaanmu malam ini. Kacaukan? Kalutkan? Bimbang? Sayang? Aku tau kamu
mencintaiku dan akupun juga sama, aku tau apa yang aku inginkan tak selalu
harus kau penuhi. Tapi, kali ini kamu harus melakukaknnya sayang. Kamu harus
memenuhi permintaanku. Kumohon. Aku tak ingin lagi ada dusta, aku tak ingin
lagi ada luka. Karna kita harus bahagia sayang. Mengertilah. Kumohon mengertilah
dengan apa yang kumau saat ini. Penuhilah sayang.
Sayang? Kau bilang
kau ingin mengajakku maju. Kau bilang aku terus jalan ditempat. Kau bilang kau
selalu menyeretku. Terimkasih sayang kau telah mengajariku tentang itu semua. Namun,
kenapa saat ini seperti hanya aku yang ingin maju? Kenapa seperti hanya aku
yang menyeretmu? Kamu kenapa? Apa yang telah membuatmu berbalik arah seperti
ini? Racun apa yang telah menjalari tubuhmu hingga sulit sekali untukmu
bergerak membersamaiku? Katakanlah sayang. Ceritakan padaku.
Sempat kuberpikir,
apakah kamu lelah membersamaiku hingga akhirnya kamu memilih untuk
beristirahat? Apakah kamu bosan teru bejalan dengan jalan yang sama bersamaku? Apakah
kau tak yakin denganku? Apakah kau masih meragukanku? Aku tak mengerti apa yang
sekarang membersamaimu dialam pikiranmu. Aku tak mengerti. Yang kumengerti kau
lelah berjalan denganku dan memilih duduk mencari jalan lain, jalan lain agar
tak sama dengan jalanku.
Sayang. Terimakasih atas
semua yang telah kau berikan padaku selama ini. Semoga racun yang menjalari
tubuhmu segera mendapat penawar. Aku sepi, sayang. Sepi sekali. Segeralah bangkit
dan kembalilah berjalan untuk membersamaiku lagi. Aku akan menunggumu sayang. Love
you
Comments
Post a Comment