Skip to main content

Aku Ingin Merasakan Apa yang Kamu Rasakan

Kita telah sama-sama dewasa sekarang. Kita  bersama sedang mencari makna hidup yang sesungguhnya. Kita bersama sedang mencari jati diri. Berdua kita melewati jalan yang berlorong, berliku, gelap, berkerikil, berdebu, dan bahkan terang. Banyak yang telah kita capai bersama dalam perjalanan kita. perjalanan lama ataukah sebentar? Entahlah, kita tidak bisa mendefinisikannya lama, namun kita juga tak bisa menjelaskan bahwa jalan yang telah kita lalui ini sebentar.
Kesadaran kita masing-masing telah membuat kita saling menerima keadaan yang ada. Aku yang sering membuatmu jengkel, marah, emosi, dan kamu yang sering mengecewakanku.  Ya, itulah yang membuat kita tidak bias melepaskan satu sama lain.
Aku tak begitu mengerti kenapa aku masih saja disini, berdiri dibalik punggungmu yang lebar, sebenarya bisa saja aku lari kedepanmu. Tapi aku takut, sangat takut sekali mengganggu tamu yang sedang asyik berbincang denganmu dan nampaknya kamu juga sangat menikmatinya. Menampakkan wajahku saja aku tak berani, meskipun sejujurnya aku ingin sekali menemui tamu mu itu. Sekalipun aku bisa lari kedepanmu tapi aku tak akan pernah melakukannya. Aku hanya ingin di sampingmu. Hanya itu.
Maafkan aku jika aku tak pernah menyamankanmu. Maafkan aku jika selama in aku tak pernah se-asyik tamu itu ketika berdiskusi bersama. Maafkan aku jika selama in aku telah egois tidak mau mendengarkan keluh kesahmu. Maafkan aku jika selama in aku selalu memaksakan kehendakku. Maafkan aku jika selama in aku selalu mengganggu waktu tidurmu. Maafkan aku jika selama ini aku sering meminta ini dan itu. Maafkan aku jika selama in aku tak pernah bias membahagiakanmu. Maaf!
Apa kamu tau arti kata “aku ingin seperti yang lain” ? tidakkan ? kamu juga pasti tidak tau itu kata-kata untuk siapa sebenarnyakan ? itu kata untukmu. Ya itu untukmu. Kamu yang selalu bilang ‘’ya aku mengerti apa yang harus aku lakukan ‘’. Jujur, aku ingin seperti yang lain. Aku ingin berdiri di sampingmu. Aku ingin menemui tamu-tamu kamu. Aku ingin kamu kenalkan dengan mereka. Aku ingin menemanimu menemui tamu-tamu sepsialmu. Aku ingin merasakan apa yang kamu rasakan.
Aku tidak pernah menemui tamuku sendiri. Selalu ada kamu di sampingku saat aku menemui mereka.walaupun  sebenarnya bisa saja aku menemuinya sendiri saat kamu pergi. Atau saat kamu sedang asyik dengan tamu-tamu kamu. Tapi, apakah pernah aku menemuinya sendiri ? tidak kan ? bahkan, saat kamu pergipun aku tidak berani menemuinya. Aku memilih duduk sendiri dan menghubungimu. Mencari tau apakah kamu baik-baik saja.
Terkadang, banyak sekali godaan silih berganti ketika aku sangat lelah dan bosan untuk menunggumu pulang. Ingin rasanya membuka pintu untuk tamu yang telah lama menunggu di teras rumah. Tapi dengan apa aku harus membuka pintu utama ? sedangkan kunci tanpa duplikat selalu kamu bawa saat kamu pergi. Tidak mungkin pula aku memasukan tamuku kedalam rumah melalui pintu belakang. Selain akan menyinggung perasaanya aku juga tidak mau membuatmu kecewa.

Jadi, aku memilih diam. Menunggu kabar darimu. Bahkan sampai tertidur. Saat mentari tanpa malu tersenyum padaku, tubuhku telah rapat dengan selimut hangat yang kuksangka kamulah yang menyelimutiku. Tapi apalah arti aku berkhayal, kamu yang sedang jauh menemui tamu. Terkadang tanpa sadar aku sangat nyaman dengan balutan selimut tebal itu meskipun bukan dari kamu tapi dari entah siapa yang berani menyelimutiku. Tapi aku tak ingin selalu nyaman dengan selimut itu. Karna aku hanya ingin nyaman dengan balutan kain tebal darimu. Hanya darimu.

Comments

Popular posts from this blog

Dipersembahkan Untuk Para Pria yang Menyia-nyiakan Wanita

Taukah Kamu Rasanya? Tanpa ada semburat jingga yang menggantung di langit sore ini, aku tertemani oleh alunan musik yang berbunyi dari handphoneku. Entah tersenyum atau malah menangis ketika  Aku kembali teringat tentangmu. Teringat wajah pria yang tak pernah hilang dari ingatanku di setiap aktivitas yang aku lakukan. Pria yang masih kuceritkan sama dengan sosok ibu yang tak ingin gadis kecilnya disakiti. Pria yang belum sempat menyadari bahwa banyak wanita yang tulus mencintainya, wanita yang selalu saja tersia-siakan oleh laki-laki tak bertanggung jawab. Mendung yang tak berkesudahan memaksaku untuk menerawang jauh ke masalalu yang sejujurnya sama sekali tak ingin aku ingat kembali. Masalalu yang sangat membuat aku terlalu boros perasaan. Masalalu yang tiada hentinya membuat mataku selalu bengkak dipagi hari. Larik dan bait perlahan mengalun keluar dari mulutmu mengingatkan aku pada sosokmu dulu yang (katanya) mencintaiku. Taukah kamu perasaan wanita yang selalu tersia-sia...

Untukmu Wanita Penggalau dengan Sejuta Kata yang Tertuju Untukku

Terimkasih, karena telah membuat saat saat yang biasa menjadi istimewa, karena selalu mendorongku untuk maju, karena sudah mengatakan yang sejujurnya, karena sudah mendengarkanku, karena tidak menghalangiku ketika melakukan hal yang penting untuk hidupku. Sudah bersedia peduli, sudah selalu hadir, karna tidak bersikap menghakimi dan memperlakukanku seakan kamu lebih tau dibandingkan diriku sendiri. Terimakasih karna sudah menyayangiku dan menerimaku apa adanya. Karna sudah mau sabar dan memaafkan saat aku menyakitimu. Terimakasih juga karna kamu telah mau memaklumi masalaluku dan tidak menganggapnya sebagai celaan. Karna sudah menyediakan ruang untukku menyendiri, karna sudah mempercayaiku. Dan yang terpenting adalah terimakasih karna kamu telah menjadi dirimu sendiri. Sayang?  terkadang aku ingin meninggalkanmu, kadang aku ingin kamu pergi jauh dari hidupku. Tapi pada akhirnya hati ini selalu tertambat padamu. Sayang? hanya kamu yang bisa membuatku merasa sangat berharga, ha...

Lepaskanlah Aku yang Menyayangimu

Inilah Caraku Menangisku kali ini bukan lagi karna aku takut akan kehilanganmu. Tangisanku kali ini karna, aku ingin melepaskanmu. Sungguh demi apapun aku ingin mengikhlaskanmu. Bagaimanapun caranya. Bukan, bukan karna aku tak lagi mencintaimu, bukan pula karna aku tak ingin memilikimu. Namun perlu kau ketahui aku lakukan ini semua demi kau, aku dan semuanya. Demi kita semua. Bukan aku menjauh darimu, tapi aku harus memberi sedikit jarak untuk kau dan aku. Agar kita saling bahagia, bukan hanya kau ataupun hanya aku. Mungkin inilah caraku untuk menghargai persaanmu, perasaanya, dan perasaanku sendiri. Aku pernah menempati posisi yang kekasihmu tempati sekarang. Aku sangat mengerti bagaimana perasaan wanita yang tersembunyi. Wanitamu yang tak bersalah tak berhak menanggung semua penyakit yang kau bawa. Kau tak punyai hak untuk menyakiti wanitamu seperti yang kau lakukan dulu untukku. Tolong lepaskan aku sepenuhnya. Jangan kau beratkan aku dengan satu tali yang tak kau lepaskan. Bi...