Cara
yang salah untuk menceritakan keadaan hatiku ini belum dapat kuubah dengan cara
yang lain, cara yang menurutmu lebih baik. Aku masih saja menceritakan
bagaimanapun keadaan hatiku dengan tulisan-tulisanku. Apakah hatiku sedang
senang ataupun sedang terluka. Caraku yang katamu malah menambah dukaku semakin
lara. Tapi inilah caraku sayang. mengertilah. Aku belum bisa mengubahnya. Hanya
dengan tulisan ini aku dapat menyampaikan maksud hatiku. Bukan, bukan pada
khalayak. Tapi hanya saja aku ingin bercerita agar tak ada beban lagi di hati. Hati
yang rapuh seperti kayu yang telah termakan rayap.Karna sekarang tak mungkin
lagi aku menceritakan kepedihan ini pada beberapa sahabatku. Kamu tau alasanya?
Tanpa kujelaskanpun kamu pasti mengerti.
Bagaimanapun
keadaanya aku sudah berjanji pada semuanya, terutama pada diriku sendiri. Pada
hatiku yang telah rapuh. Aku berjanji untuk tidak mengusik kebahagiaanmu
meskipun dengan wanita lain. Aku sudah berjanji tidak akan menunjukkan
kecemburuanku lagi saat kamu bersamanya. Bersama wanita yang tentunya lebih
sempurna dibandingkan dengan wanitamu ini. Berjanji untuk selalu berfikiran
positif tentangmu. Tentang semua yang kamu lakukan.
Aku
tau apa yang kamu lakukan memiliki alasan tersendiri. Aku yakin dengan hal itu.
terimakasih sayang. terimakasih atas segala rasa yang telah kau berikan
untukku. Rasa yang mungkin kini tak sama. Terimakasih karna kamu telah
membahagiakanku dengan semua yang telah kamu lakukan. Semua yang telah kamu
berikan. Semua yang telah kamu korbankan. Dan semua yang mungkin kamu paksakan
hanya untuk membuatku melebarkan bibirku. Terimakasih.
Masih
dengan cerita yang sama dengan dulu. Disini aku dengan kepercayaan yang terkadang
melelahkan dan kamu disana dengan kebohongan-kebohongan yang sangat
menyenangkan untukmu. Hanya saja sekarang ada jarak. Purworejo-Jogja adalah
jarak kita. Ya, memang tak begitu jauh, namun juga tak dapat untuk kita bertemu
setiap waktu yang kita ingin seperti dulu. Karna itu, aku hanya ingin
kepercayaan itu selalu kau bawa ketika berangkat, dijaga saat tanpa aku, dan
kembali dibawa pulang saat minggu tiba.
Jika
ada wanita lain selain aku yang dekat denganmu. Itu wajar. Itu manusiawi. Dan
aku tak akan marah sedikitpun dengan wanita itu. karna aku tau wanita itu tak
pernah salah. Aku tau, dia juga memiliki perasaan yang sama denganku. Dan itu
menjadi haknya. Hakmu pula bila suatu saat nanti kau bosan denganku dan memilih
meninggalkanku untuk bersamanya. Tak ada rasa benci sedkitpun untuknya. Apalagi
denganmu. Kamu yang kucinta. Aku tak akan pernah membencimu. Percayalah, tak
akan ada kebencian. Seperti yang kamu tau. Tak ada kebencian dengan wanita lain
yang sebelumnya. Aku selalu berusaha untuk menjaga hati mereka. Meskipun
usahaku tak pernah terlihat oleh siapapun. Meskipun aku harus menahan sakitnya
ketika duri tajam itu menusuk dengan rasa dendam.
Malam
ini berbeda. Sangat berbeda. Detik ini tak ada air bening yang mengalir di
pipiku lagi saat aku menjentikan jemariku di keyboard laptop. Dan itu sudah menjadi cukup bukti bahwa aku wanita
yang kuat bukan? Mungkin karna aku sudah terbiasa dengan perasaan sakit yang
setiap saat sudah menjadi temanku. Menjadi sahabatku. Dan bahkan menjadi
sesuatu yang sangat setia menemaniku. Lebih dari setiamu.
Kuputar
lagi rekaman kalimat demi kalimat dalam memory yang sering kauucapkan untuk
meyakinkanku. Meyakinkan bahwa tak ada yang lain selain aku. Aku percaya kamu sayang.
tak ada yang lain. Cuma kamu yang kupercayai. Apapun yang mereka katakan
tentangmu, aku tetap mempercayaimu. Meskipun terkadang banyak kebenaran yang
mereka ucapkan dan dan segudang dusta yang kau sembunyikan. Tapi aku
mempercayaimu. Hati kecilku tetap berkata kamu yang harus kupercaya.
Hangatkanlah lagi kepercayaan yang telah sejak saat ini membeku. Aku ingin kamu
mengerti bahwa aku hanya mempercayaimu.
Comments
Post a Comment