Skip to main content

Sekuat inikah aku?

Aku adalah wanita yang lemah katamu, wanita yang sering sakit, wanita pemalu, wanita yang hanya diam, wanita yang tak bisa diandalkan. Ya, itulah aku katamu. Katamu yang sering kali kauucapkan untukku. Namun, bagaimana mungkin wanita selemah aku bisa menghadapi ini semua? Semua ini cukup berat dan itu harus kuhadapi sendiri dengan sisa rasa percaya yang kini hampir pudar? Ah, rasanya aku tak sanggup, aku ingin menarikmu kedalam masalah ini. Aku sudah cukup lelah dengan diamku selama ini. Aku mau bicara, karna terkadang tidak hanya dengan tulisan aku dapat mengeluarkan rasa emosi marahku.
Senja sore ini menjadi saksi bisu betapa aku menjadi wanita yang tak punyai rasa belas kasihan denganmu, dia atau dengan siapapun, saksi betapa aku menjadi wanita yang tak tau malu, bertingkah seperti anak kecil yang merajuk ketika aku menyeretmu didepan orang banyak. Amarah itu tak sanggup aku tekan lagi. Aku tak lagi punyai cukup tempat untuk meletakkan kata maafmu.
Sekarang aku bukan lagi wanita bodoh yang dapat kamu bodohi terus menerus. Sayang? aku manusia biasa seperti yang lain. Aku wanita lemah yang tak mungkin bisa menahan rasa sakit itu, apalagi sendiri. aku tak pernah menginginkan apapun darimu, hanya jujur darimu. Sayang? taukah apa yang kurasakan saat ini dalam malam yang tak berbintang ini? Sayang? rasa sesal itu muncul bersama kedatanganmu. Sesalku telah melakukan kekonyolan yang sangat bodoh, sesalku telah membuatnya merasakan sakit. Aku menyesal.
Sayang? bantulah aku, jangan kamu buat aku menjadi wanita yang tak punya rasa belas kasihan seperti ini. Bantu aku sayang. jangan buat aku selalu menyakiti hati-hati yang tak pernah salah itu. aku tak ingin menjadi orang jahat. Aku ingin menjadi wanita baik untukmu, iya hanya untukmu.
Nampaknya kamu telah salah menganggapku sebagai wanita lemah, karna pada kenyataanya aku kuat sayang. bahkan sangat kuat, aku mampu melewati semua ini, sendiri. Iya, aku sendiri. Sayang? entah kenapa saat ini aku masih sulit untuk menaruh sepenuhnya kepercayaanku padamu. Kamu telah membuang kepercayaanku itu. dan terkadang aku menyesal telah memberimu rasa percaya itu.
Sayang? aku tak melarangmu untuk dekat dengan siapapun, bahkan tak akan pernah, tak akan pernah dan tak akan pernah. Tapi, tolong jangan sakiti mereka. Tak sadarkah kamu dengan mendekatinya telah melukai hatinya? Kamu tak punya hak untuk itu. jika kamu tak mampu membahagiakanya, cukup dengan kamu tidak menyakitinya. Masih ada hukum karma didepan sana. Mengertilah sayang. mengertilah.
Tak hanya sekali kau mengulangi kesalahan yang begitu menyakitkan, mungkin menyakitkan karna aku terlalu mencintaimu. Tak sekali pula aku memaafkanmu, kemudian kusembuhkan sendiri lukaku dan menutupnya rapat agar kau tak pergi karena kasian melihat aku yang terluka, dan itupun karenamu. Kamu selalu saja melihatku yang tanpa cacat bukan? Aku tidak pernah tidak mempercayaimu walau ku tau sebenarnya itu dusta. Aku tidak pernah berkata tidak untuk semua yang kau pinta walau ku tau bukan itu yang sebenarnya kau inginkan.
Aku berangan, aku sebagai kekasihmu dan kau memperlakukanku sebagai kekasihmu disetiap detikmu. Tanpa orang lain bisa mengerti bahwa akulah kekasihmu. Aku yang tak pernah kau tunjukan pada dunia, aku yang selalu kau sembunyikan dibalik mendungya awan yang kemudian memberimu kesejukan hujan.
Aku gerah, aku muak, aku marah, aku cemburu, aku kesal, aku benci dengan semua orang yang mengatakan tentang kebodohanku. Sayang? tidakah ingin kamu mematahkan semua yang mereka katakan? Tidakah kamu ingin aku menang? Tersenyum bangga atas singgasanamu?

Comments

Popular posts from this blog

Dipersembahkan Untuk Para Pria yang Menyia-nyiakan Wanita

Taukah Kamu Rasanya? Tanpa ada semburat jingga yang menggantung di langit sore ini, aku tertemani oleh alunan musik yang berbunyi dari handphoneku. Entah tersenyum atau malah menangis ketika  Aku kembali teringat tentangmu. Teringat wajah pria yang tak pernah hilang dari ingatanku di setiap aktivitas yang aku lakukan. Pria yang masih kuceritkan sama dengan sosok ibu yang tak ingin gadis kecilnya disakiti. Pria yang belum sempat menyadari bahwa banyak wanita yang tulus mencintainya, wanita yang selalu saja tersia-siakan oleh laki-laki tak bertanggung jawab. Mendung yang tak berkesudahan memaksaku untuk menerawang jauh ke masalalu yang sejujurnya sama sekali tak ingin aku ingat kembali. Masalalu yang sangat membuat aku terlalu boros perasaan. Masalalu yang tiada hentinya membuat mataku selalu bengkak dipagi hari. Larik dan bait perlahan mengalun keluar dari mulutmu mengingatkan aku pada sosokmu dulu yang (katanya) mencintaiku. Taukah kamu perasaan wanita yang selalu tersia-sia...

Untukmu Wanita Penggalau dengan Sejuta Kata yang Tertuju Untukku

Terimkasih, karena telah membuat saat saat yang biasa menjadi istimewa, karena selalu mendorongku untuk maju, karena sudah mengatakan yang sejujurnya, karena sudah mendengarkanku, karena tidak menghalangiku ketika melakukan hal yang penting untuk hidupku. Sudah bersedia peduli, sudah selalu hadir, karna tidak bersikap menghakimi dan memperlakukanku seakan kamu lebih tau dibandingkan diriku sendiri. Terimakasih karna sudah menyayangiku dan menerimaku apa adanya. Karna sudah mau sabar dan memaafkan saat aku menyakitimu. Terimakasih juga karna kamu telah mau memaklumi masalaluku dan tidak menganggapnya sebagai celaan. Karna sudah menyediakan ruang untukku menyendiri, karna sudah mempercayaiku. Dan yang terpenting adalah terimakasih karna kamu telah menjadi dirimu sendiri. Sayang?  terkadang aku ingin meninggalkanmu, kadang aku ingin kamu pergi jauh dari hidupku. Tapi pada akhirnya hati ini selalu tertambat padamu. Sayang? hanya kamu yang bisa membuatku merasa sangat berharga, ha...

Lepaskanlah Aku yang Menyayangimu

Inilah Caraku Menangisku kali ini bukan lagi karna aku takut akan kehilanganmu. Tangisanku kali ini karna, aku ingin melepaskanmu. Sungguh demi apapun aku ingin mengikhlaskanmu. Bagaimanapun caranya. Bukan, bukan karna aku tak lagi mencintaimu, bukan pula karna aku tak ingin memilikimu. Namun perlu kau ketahui aku lakukan ini semua demi kau, aku dan semuanya. Demi kita semua. Bukan aku menjauh darimu, tapi aku harus memberi sedikit jarak untuk kau dan aku. Agar kita saling bahagia, bukan hanya kau ataupun hanya aku. Mungkin inilah caraku untuk menghargai persaanmu, perasaanya, dan perasaanku sendiri. Aku pernah menempati posisi yang kekasihmu tempati sekarang. Aku sangat mengerti bagaimana perasaan wanita yang tersembunyi. Wanitamu yang tak bersalah tak berhak menanggung semua penyakit yang kau bawa. Kau tak punyai hak untuk menyakiti wanitamu seperti yang kau lakukan dulu untukku. Tolong lepaskan aku sepenuhnya. Jangan kau beratkan aku dengan satu tali yang tak kau lepaskan. Bi...