Malam
ini kumenulis tanpa arah. Tanpa tujuan. Aku hanya ingin menikmati malamku yang
sunyi dengan jentikan jemariku. Aku ingin menikmatinya seorang diri.
Aku
ingin bercerita pada angin, pada hujan yang sedang turun dan pada orang yang
malam ini sedang tak tau keberadaanya. Tapi tak mengapa. Aku percaya dia
baik-baik saja dan suatu saat akan membaca surat kecil ini. Walaupun entah
kapan. Lamakah? Atau sebentarkah? Tak ada yang tau.
Aku
ingin mengatakan hal yang sejujurnya pada dunia ini. Pada semua yang hanya
sekedar tau namaku, dan tak mengetahui tentang cerita hidupku. Bagi yang belum
tau, perlu kalian tau saja bahwa hidupku bahagia. Aku sangat bahagia dapat
menikmati hidupku bersama mereka orang-orang yang kusayang.
Sebuah
surat yang entah kulayangkan untuk siapa. Surat ini tak bertuan. aku hanya saja
ingin menuliskan tentang curhatanku malam ini. Semua tentang aku, kamu, dia dan
mereka.
Luka?
Iya, luka itu sedang bersemayam dalam relung hatimu. Aku paham, tau betapa luka
itu sedang menyiksamu. Kamu bisa saja menyalahkanku atas kesalahan yang entah
siapa yang melakukannya. Kamu bisa saja menghakimiku atas semua ini. Tapi, yang
perlu kamu tau. Aku tak ingin kamu terluka. Aku juga tak ingin kamu menjerit
dalam setiap tawa palsumu. Aku peduli denganmu, meskipun kepedulianku selalu
kamu abaikan.
Berbagai
hal telah kucoba untuk mendekatimu, menyapamu, mengajakmu tertawa bersama,
membahagiakan hidupmu. Tapi, semua yang kulakukan tidak akan pernah membuatmu
membuka mata hatimu betapa rasa sayang seorang aku kepadamu. Kamu tak akan
pernah mendapatkan kesempatan itu.
Kamu,
kamu telah menyia-nyiakan kesempatan yang telah dengan senyum aku berikan
kepadamu. Dan mulai kini, aku tak akan lagi memberi itu kepdamu. Meskipun aku
menyayangimu. Tapi aku juga membutuhkan sebuah rasa dihargai. Bukan pamrih rasa
yang telah kuberi. Hanya saja aku ingin mengajarimu arti sebuah kasih sayang
dan penghargaan. Mungkin, suatu saat nanti kamu akan merasakan betapa sakitnya
tak mendapat balasan atas rasa sayang terhadap orang yang telah kamu anggap
orang terdekatmu.
Sungguh,
hatiku tak ingin kamu terluka sedikitpun. Tapi, jangan salahkan aku bila
setelah ini kamu akan selalu terluka dengan kata-kata dariku yang mungkin saja
menyakitkan hatimu. Karna kamu tau? Sebuah kekecewaan kecil bisa saja
menumbuhkan segala rasa emosi yang telah lama terkubur dalam hati.
Sudahlah,
mungkin memang ini saatnya aku mengatakan bahwa aku memang bukan orang yang baik
yang bisa kau anggap sebagai orang terdekat. Tapi kamu harus ingat, kamu tidak
akan mendapat rasa kasih sayang seperti rasa yang pernah kuberi untukmu. Apalagi
dalam hal yang sama.
Comments
Post a Comment