Skip to main content

Rasa yang tak Terbalas

Malam ini kumenulis tanpa arah. Tanpa tujuan. Aku hanya ingin menikmati malamku yang sunyi dengan jentikan jemariku. Aku ingin menikmatinya seorang diri.
Aku ingin bercerita pada angin, pada hujan yang sedang turun dan pada orang yang malam ini sedang tak tau keberadaanya. Tapi tak mengapa. Aku percaya dia baik-baik saja dan suatu saat akan membaca surat kecil ini. Walaupun entah kapan. Lamakah? Atau sebentarkah? Tak ada yang tau.
Aku ingin mengatakan hal yang sejujurnya pada dunia ini. Pada semua yang hanya sekedar tau namaku, dan tak mengetahui tentang cerita hidupku. Bagi yang belum tau, perlu kalian tau saja bahwa hidupku bahagia. Aku sangat bahagia dapat menikmati hidupku bersama mereka orang-orang yang kusayang.
Sebuah surat yang entah kulayangkan untuk siapa. Surat ini tak bertuan. aku hanya saja ingin menuliskan tentang curhatanku malam ini. Semua tentang aku, kamu, dia dan mereka.
Luka? Iya, luka itu sedang bersemayam dalam relung hatimu. Aku paham, tau betapa luka itu sedang menyiksamu. Kamu bisa saja menyalahkanku atas kesalahan yang entah siapa yang melakukannya. Kamu bisa saja menghakimiku atas semua ini. Tapi, yang perlu kamu tau. Aku tak ingin kamu terluka. Aku juga tak ingin kamu menjerit dalam setiap tawa palsumu. Aku peduli denganmu, meskipun kepedulianku selalu kamu abaikan.
Berbagai hal telah kucoba untuk mendekatimu, menyapamu, mengajakmu tertawa bersama, membahagiakan hidupmu. Tapi, semua yang kulakukan tidak akan pernah membuatmu membuka mata hatimu betapa rasa sayang seorang aku kepadamu. Kamu tak akan pernah mendapatkan kesempatan itu.
Kamu, kamu telah menyia-nyiakan kesempatan yang telah dengan senyum aku berikan kepadamu. Dan mulai kini, aku tak akan lagi memberi itu kepdamu. Meskipun aku menyayangimu. Tapi aku juga membutuhkan sebuah rasa dihargai. Bukan pamrih rasa yang telah kuberi. Hanya saja aku ingin mengajarimu arti sebuah kasih sayang dan penghargaan. Mungkin, suatu saat nanti kamu akan merasakan betapa sakitnya tak mendapat balasan atas rasa sayang terhadap orang yang telah kamu anggap orang terdekatmu.
Sungguh, hatiku tak ingin kamu terluka sedikitpun. Tapi, jangan salahkan aku bila setelah ini kamu akan selalu terluka dengan kata-kata dariku yang mungkin saja menyakitkan hatimu. Karna kamu tau? Sebuah kekecewaan kecil bisa saja menumbuhkan segala rasa emosi yang telah lama terkubur dalam hati.
Sudahlah, mungkin memang ini saatnya aku mengatakan bahwa aku memang bukan orang yang baik yang bisa kau anggap sebagai orang terdekat. Tapi kamu harus ingat, kamu tidak akan mendapat rasa kasih sayang seperti rasa yang pernah kuberi untukmu. Apalagi dalam hal yang sama.

Comments

Popular posts from this blog

Dipersembahkan Untuk Para Pria yang Menyia-nyiakan Wanita

Taukah Kamu Rasanya? Tanpa ada semburat jingga yang menggantung di langit sore ini, aku tertemani oleh alunan musik yang berbunyi dari handphoneku. Entah tersenyum atau malah menangis ketika  Aku kembali teringat tentangmu. Teringat wajah pria yang tak pernah hilang dari ingatanku di setiap aktivitas yang aku lakukan. Pria yang masih kuceritkan sama dengan sosok ibu yang tak ingin gadis kecilnya disakiti. Pria yang belum sempat menyadari bahwa banyak wanita yang tulus mencintainya, wanita yang selalu saja tersia-siakan oleh laki-laki tak bertanggung jawab. Mendung yang tak berkesudahan memaksaku untuk menerawang jauh ke masalalu yang sejujurnya sama sekali tak ingin aku ingat kembali. Masalalu yang sangat membuat aku terlalu boros perasaan. Masalalu yang tiada hentinya membuat mataku selalu bengkak dipagi hari. Larik dan bait perlahan mengalun keluar dari mulutmu mengingatkan aku pada sosokmu dulu yang (katanya) mencintaiku. Taukah kamu perasaan wanita yang selalu tersia-sia...

Untukmu Wanita Penggalau dengan Sejuta Kata yang Tertuju Untukku

Terimkasih, karena telah membuat saat saat yang biasa menjadi istimewa, karena selalu mendorongku untuk maju, karena sudah mengatakan yang sejujurnya, karena sudah mendengarkanku, karena tidak menghalangiku ketika melakukan hal yang penting untuk hidupku. Sudah bersedia peduli, sudah selalu hadir, karna tidak bersikap menghakimi dan memperlakukanku seakan kamu lebih tau dibandingkan diriku sendiri. Terimakasih karna sudah menyayangiku dan menerimaku apa adanya. Karna sudah mau sabar dan memaafkan saat aku menyakitimu. Terimakasih juga karna kamu telah mau memaklumi masalaluku dan tidak menganggapnya sebagai celaan. Karna sudah menyediakan ruang untukku menyendiri, karna sudah mempercayaiku. Dan yang terpenting adalah terimakasih karna kamu telah menjadi dirimu sendiri. Sayang?  terkadang aku ingin meninggalkanmu, kadang aku ingin kamu pergi jauh dari hidupku. Tapi pada akhirnya hati ini selalu tertambat padamu. Sayang? hanya kamu yang bisa membuatku merasa sangat berharga, ha...

Lepaskanlah Aku yang Menyayangimu

Inilah Caraku Menangisku kali ini bukan lagi karna aku takut akan kehilanganmu. Tangisanku kali ini karna, aku ingin melepaskanmu. Sungguh demi apapun aku ingin mengikhlaskanmu. Bagaimanapun caranya. Bukan, bukan karna aku tak lagi mencintaimu, bukan pula karna aku tak ingin memilikimu. Namun perlu kau ketahui aku lakukan ini semua demi kau, aku dan semuanya. Demi kita semua. Bukan aku menjauh darimu, tapi aku harus memberi sedikit jarak untuk kau dan aku. Agar kita saling bahagia, bukan hanya kau ataupun hanya aku. Mungkin inilah caraku untuk menghargai persaanmu, perasaanya, dan perasaanku sendiri. Aku pernah menempati posisi yang kekasihmu tempati sekarang. Aku sangat mengerti bagaimana perasaan wanita yang tersembunyi. Wanitamu yang tak bersalah tak berhak menanggung semua penyakit yang kau bawa. Kau tak punyai hak untuk menyakiti wanitamu seperti yang kau lakukan dulu untukku. Tolong lepaskan aku sepenuhnya. Jangan kau beratkan aku dengan satu tali yang tak kau lepaskan. Bi...