Skip to main content

Terimakasih atas Pengabaianmu

Bosan. Nampaknya aku mulai bosan dengan aktifitas harian yang aku lakukan. Aktivitasku begitu monoton dan tak pernah ada perubahan dalam hidupku dan kamu. Aku yang selalu lekat memandangimu dari jauh sedang kamu sibuk dengan rutinitasmu. Aku yang selalu memperhatikanmu dan kamu selalu membalas dengan pengabaianmu.
Tiga tahun empat bulan sudah aku menunggumu dibalik kabut tebal menyelimutiku. Aku menunggu kamu membebaskanku dari jeratan yang tak dapat aku lepaskan seorang diri. Aku perlu seorang teman untuk melepaskannya dan aku memilihmu. Kamu yang kukira akan membantuku melepaskan jeratan itu, sesekali kamu mendekatiku, tapi tidak untuk melepaskanya. Apa mungkin kamu sengaja datang untuk menertawakanku?
Kamu datang dengan langkah gagahmu, mendekatiku dengan hati-hati dan membawakan obat untukku. Kau obati luka-lukaku karna jeratan itu tanpa melepaskanku dari jeratan yang sungguh membuatku terluka. tapi ketika luka itu belum sembuh benar, kau malah pergi tanpa meninggalkan sekotak obat itu untukku. Entah kemana perginya sosok dokter yang hebat untuk lukaku. Entah kamu tau atau tidak bahwa lukaku menganga lagi dan mungkin bertambah parah ketika kamu pergi.
Saat aku mulai putus asa menunggu kehadiranmu untuk mengobati luka yang kuderita. Aku mencoba untuk mengobati lukaku sendiri tanpa bantuan seorangpun. Aku mencoba mencari obat kesana kemari meski dengan jeratan yang tak kunjung lepas. Ketika itu kamu hadir dan membawakanku sekotak obat itu. namun, seperti biasanya setelah mengobati lukaku kamu pergi tanpa sekotak obat ditanganku. Dan lagi-lagi aku harus menunggumu tanpa kepastian. Tak lama kemudian aku tau bahwa kamu sering singgah disuatu tempat yang sebenarnya tak memerlukan obat darimu sebelum dan sesudah kau mengobatiku. Mungkin itu alasanya kamu tak pernah meninggalkan kotak obat itu untukku.
Kamu bagaikan seorang dokter yang hampir menyembuhkanku dari luka masalalu. kamu yang selama itu kutunggu meski tanpa kepastian. Kini aku harus menahan sakitnya karna sudah berani menunggumu yang jelas-jelas tak pernah melihatku sama sekali. Terima kasih karna kamu sudah datang dalam hidupku walaupun akhirnya pun kau pergi lagi. terimakasih sudah mau singgah dan mengobati luka parahku walaupun akhirnya luka ini kembali menganga.
Aku percaya bahwa penantianku selama ini untukmu tak akan pernah sia-sia. Mungkin aku memang ingin sekali denganmu, tapi takdir telah berkata lain dan aku harus perlahan mundur secara teratur agar tak begitu kurasakan sakit ini. Sakit oleh masalaluku dan sakit oleh pengbaianmu selama ini. Perlahan aku aku memindah tempat tinggalmu dalam hatiku, aku akan memindahkanmu secara paksa, entah kamu bersedia atau tidak, entah kamu setuju atau menolak kamu akan tetap kupindahkan kedalam pikiranku.
Aku harus membersihkan bekas tempat tinggalmu untuk orang lain. Karna aku tak ingin orang lain nanti merasa tidak nyaman dengan tempat tinggalnya yang baru, yaitu hatiku. Aku tak ingin mereka merasakan hal yang sama sepertiku yang ingin tinggal dalam hatimu tapi tak pernah terwujud. Hatimu tak pernah benar-benar bersih. Aku tak ingin mereka meninggalkanku seperti aku meninggalkanmu saat ini.

Comments

Popular posts from this blog

Dipersembahkan Untuk Para Pria yang Menyia-nyiakan Wanita

Taukah Kamu Rasanya? Tanpa ada semburat jingga yang menggantung di langit sore ini, aku tertemani oleh alunan musik yang berbunyi dari handphoneku. Entah tersenyum atau malah menangis ketika  Aku kembali teringat tentangmu. Teringat wajah pria yang tak pernah hilang dari ingatanku di setiap aktivitas yang aku lakukan. Pria yang masih kuceritkan sama dengan sosok ibu yang tak ingin gadis kecilnya disakiti. Pria yang belum sempat menyadari bahwa banyak wanita yang tulus mencintainya, wanita yang selalu saja tersia-siakan oleh laki-laki tak bertanggung jawab. Mendung yang tak berkesudahan memaksaku untuk menerawang jauh ke masalalu yang sejujurnya sama sekali tak ingin aku ingat kembali. Masalalu yang sangat membuat aku terlalu boros perasaan. Masalalu yang tiada hentinya membuat mataku selalu bengkak dipagi hari. Larik dan bait perlahan mengalun keluar dari mulutmu mengingatkan aku pada sosokmu dulu yang (katanya) mencintaiku. Taukah kamu perasaan wanita yang selalu tersia-sia...

Untukmu Wanita Penggalau dengan Sejuta Kata yang Tertuju Untukku

Terimkasih, karena telah membuat saat saat yang biasa menjadi istimewa, karena selalu mendorongku untuk maju, karena sudah mengatakan yang sejujurnya, karena sudah mendengarkanku, karena tidak menghalangiku ketika melakukan hal yang penting untuk hidupku. Sudah bersedia peduli, sudah selalu hadir, karna tidak bersikap menghakimi dan memperlakukanku seakan kamu lebih tau dibandingkan diriku sendiri. Terimakasih karna sudah menyayangiku dan menerimaku apa adanya. Karna sudah mau sabar dan memaafkan saat aku menyakitimu. Terimakasih juga karna kamu telah mau memaklumi masalaluku dan tidak menganggapnya sebagai celaan. Karna sudah menyediakan ruang untukku menyendiri, karna sudah mempercayaiku. Dan yang terpenting adalah terimakasih karna kamu telah menjadi dirimu sendiri. Sayang?  terkadang aku ingin meninggalkanmu, kadang aku ingin kamu pergi jauh dari hidupku. Tapi pada akhirnya hati ini selalu tertambat padamu. Sayang? hanya kamu yang bisa membuatku merasa sangat berharga, ha...

Lepaskanlah Aku yang Menyayangimu

Inilah Caraku Menangisku kali ini bukan lagi karna aku takut akan kehilanganmu. Tangisanku kali ini karna, aku ingin melepaskanmu. Sungguh demi apapun aku ingin mengikhlaskanmu. Bagaimanapun caranya. Bukan, bukan karna aku tak lagi mencintaimu, bukan pula karna aku tak ingin memilikimu. Namun perlu kau ketahui aku lakukan ini semua demi kau, aku dan semuanya. Demi kita semua. Bukan aku menjauh darimu, tapi aku harus memberi sedikit jarak untuk kau dan aku. Agar kita saling bahagia, bukan hanya kau ataupun hanya aku. Mungkin inilah caraku untuk menghargai persaanmu, perasaanya, dan perasaanku sendiri. Aku pernah menempati posisi yang kekasihmu tempati sekarang. Aku sangat mengerti bagaimana perasaan wanita yang tersembunyi. Wanitamu yang tak bersalah tak berhak menanggung semua penyakit yang kau bawa. Kau tak punyai hak untuk menyakiti wanitamu seperti yang kau lakukan dulu untukku. Tolong lepaskan aku sepenuhnya. Jangan kau beratkan aku dengan satu tali yang tak kau lepaskan. Bi...